Tito Karnavian sebut ciri kelompok Santoso bertato dan bekas napi
Keterangan ini diperoleh dari anak buah Santoso yang ditangkap.
Kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso masih terus diburu tim gabungan Polri-TNI biasa disebut Tinombala. Saat ini, Santoso cs bersembunyi di atas pegunungan Napu, Sulawesi Tengah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian mengatakan, sudah mendatangi kawasan tersebut dan melihat beberapa gambar Santoso cs yang berciri memakai tato. Tito menilai, tato yang menempel pada Santoso cs telah dilakukan saat direkrut dan merencanakan aksinya dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas).
"Kenapa bertato? Ada yang sudah tertangkap, yang terakhir itu dalam keadaan hidup, dia menyampaikan, sebagian daripada kelompok ini adalah eks-eks napi kasus curanmor, pencurian ringan lain-lain yang direkrut oleh Santoso dan lain-lain, sewaktu di lapas di Palu dan di Poso," ujar Tito saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (13/4).
Menurutnya, kelompok Santoso merupakan hasil rekrutan narapidana. Bahkan, kejadian bom Thamrin yang perencanaannya dilakukan di Lapas Nusakambangan.
"Kita paham dari kasus bom Thamrin, ternyata anggota jaringan dapat menyebrang dengan mudah lapas Nusakambangan dengan cover kunjungan keluarga atau kunjungan teman, mereka justru komunikasi, sampaikan informasi, koordinasi, dan bahkan melakukan perencanaan di sana," jelas dia.
Untuk itu, Tito mengusulkan ada lapas khusus teroris dengan pengamanan ekstra ketat. Ada dua opsi yang ditawarkan BNPT soal lapas ini, pertama manajemen dan anggaran sepenuhnya ada di Ditjen Lapas Kemenkum HAM atau anggaran BNPT dan manajem bersama dengan Dirjen Lapas.
"Itu disarankan perlu ada manajemen yang lebih baik, treatment khusus napi terorisme di dalam lapas, atau alternatif lain, membuat maximum security, di mana mereka dibatasi untuk komunikasi terutama napi-napi yang masuk kategori high risk dan kalau mungkin di pulau terpencil yang sulit dikunjungi," ungkapnya.
Pada hari ini, Tito menghadiri rapat dengan Komisi III DPR. Dalam rencananya, Tito memaparkan program prioritas dan anggaran BNPT. Pantauan merdeka.com, rapat perdana ini berlangsung pada pukul 11.00 WIB, dengan dihadiri 6 fraksi dan 19 anggota Komisi bidang hukum dan HAM tersebut.
Baca juga:
Akhir pekan, Kapolri evaluasi hasil kerja tim satgas Tinombala
Tito sebut Indonesia mampu tangkap Santoso tak perlu bantuan Amerika
Komjen Tito sebut saat ini waktu tepat TNI-Polri tangkap Santoso
Ini kata Kapolri soal video Santoso makan anoa
Luhut berharap Santoso bisa dibekuk akhir Mei
Menko Luhut sebut Kelompok Santoso melemah terpecah menjadi tiga
Jika Polri pelihara Santoso, tak mungkin ada anggota gugur
-
Apa yang dilakukan Tri Tito Karnavian kepada 6 Pj. Ketua TP PKK Provinsi? Ketua Umum (Ketum) Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian melantik enam Penjabat (Pj.) Ketua TP PKK Provinsi.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana Tri Tito Karnavian meminta Pj. Ketua TP PKK untuk memberi solusi terhadap permasalahan di lapangan? Lebih lanjut, Ketum TP PKK berharap mereka yang dilantik dapat memberi solusi, saran, dan tindakan nyata terhadap permasalahan di lapangan. Sebab, kata dia, persoalan yang dihadapi membutuhkan sentuhan langsung dari Pj. Ketua TP PKK.
-
Mengapa Tri Tito Karnavian meminta Pj. Ketua TP PKK untuk meningkatkan kinerja pengurus dan kader di daerah masing-masing? Tri menegaskan kepada Pj. Ketua TP PKK yang dilantik agar dapat meningkatkan kinerja para pengurus dan kader PKK di daerahnya masing-masing. Ini mengingat potensi besar PKK dalam mendukung berbagai program pemerintah.
-
Bagaimana pasukan TNI memburu Presiden Fretilin Nicolao Lobato? Batalyon Parikesit memburu Lobato dengan dua helikopter SA-330 Puma milik TNI AU. Setiap ada info, pasukan akan diterbangkan helikopter ke lokasi terdekat. Mereka akan turun menggunakan tali atau melompat dengan gesit dari helikopter untuk kemudian mengejar Lobato. Tahun 1978 tim mobile udara turun untuk pertama kali di wilayah Laklobar dan Soibada. Pergerakan mereka terbukti efektif menekan lawan. Suara helikopter yang menderu-deru di perbukitan juga menjadi pukulan psikologis bagi pasukan pengawal Lobato.