Cerita Operasi Gabungan Pasukan Elite Kopassus, Kopasgat & Marinir Buru Presiden Nicolao Nobato
Dalam pertempuran jarak dekat itu, Presiden Fretilin Nicolao Lobato tewas tertembak oleh Sersan Satu Jacobus Maradebo, seorang prajurit asal Timor Timur.
Penulis: Arsya Muhammad
Perintah langsung dikeluarkan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/Menteri Pertahanan Keamanan, Jenderal M Jusuf pada Brigjen Dading Kalbuadi, Panglima Operasi Pemulihan Keamanan di Timor Timur.
“Tangkap Presiden Fretilin Nicolao Dos Reis Lobato, hidup atau mati!”
Saat itu, menurut data intel, Lobato bergerilya di tengah hutan dengan dikawal sejumlah besar pasukan. Sosok Lobato adalah komandan militer yang disegani oleh anak buahnya. Jenderal M Jusuf yakin, jika Lobato berhasil ditangkap, moril pasukan Freetilin ambruk.
Tahun 1976, sebenarnya Lobato hampir berhasil ditangkap. Namun pasukan TNI kalah cepat.
Saat mereka memasuki Kota Same, ternyata Lobato dan para tokoh penting lainnya sudah lebih dulu melarikan diri.
Brigjen Dading Kalbuadi kemudian membentuk Batalyon Parikesit. Batalyon ini merupakan gabungan dari pasukan elite yang dimiliki TNI saat itu, Kopassandha (kini Kopassus), Kopasgat TNI AU dan Marinir.
Masing-masing pasukan mengirim satu kompi, dan dilatih di Pusdik Sandha di Batujajar, Bandung.
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
-
Siapa yang pimpin operasi TNI AL di Papua? Pelaksanaan operasi tersebut dipimpin Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama TNI Wawan Trisatya Atmaja.
-
Kapan Prabowo Subianto menjadi Panglima Kopassus? Panglima Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
-
Apa operasi Prabowo? Prabowo diketahui baru saja menjalani tindakan medis berupa operasi besar hingga melibatkan tim dokter profesional dari kalangan TNI.
-
Apa tugas Kopassus di Timor Timur? Menurut Agum, dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun. “Saya pilih cara yang kedua,“ kata Perwira Baret Merah ini.
-
Dimana Soegito bertugas saat Indonesia menyerbu Timor Timur? Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
Ciri khas dari pasukan ini adalah pasukan air mobile pertama di Indonesia. Mereka akan diangkut dengan helikopter, kemudian didrop ke hutan atau wilayah target berada.
Mobilitasnya cepat. Konsep air mobile atau heliborne ini digunakan oleh tentara Amerika di Vietnam.
Batalyon Parikesit memburu Lobato dengan dua helikopter SA-330 Puma milik TNI AU. Setiap ada info, pasukan akan diterbangkan helikopter ke lokasi terdekat.
Mereka akan turun menggunakan tali atau melompat dengan gesit dari helikopter untuk kemudian mengejar Lobato.
Presiden Lobato Ditembak Mati
Tahun 1978 tim mobile udara turun untuk pertama kali di wilayah Laklobar dan Soibada. Pergerakan mereka terbukti efektif menekan lawan.
Suara helikopter yang menderu-deru di perbukitan juga menjadi pukulan psikologis bagi pasukan pengawal Lobato.
Di darat, ada pasukan elite Nanggala-28 pimpinan Kapten Prabowo Subianto yang bertugas menjepit pasukan Lobato.
Tak cuma beranggotakan personel Kopassus, sejumlah partisan lokal juga bergabung dengan tim Prabowo. Mereka dikenal sebagai pencari jejak yang tangguh di medan tempur.
Lalu ada satu Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV dan satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dari Kodam Diponegoro.
Yang tak kalah gigih adalah Batalyon 744 pimpinan Mayor Yunus Yosfiah. Anggotanya semua putera asli Timor Timur yang masih muda dan memiliki semangat tempur tinggi. Mereka memburu Lobato di sekitar wilayah Maubisse Kecil.
Tanggal 30 Desember 1978 dini hari, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah anggota partisannya ada yang melihat pergerakan sejumlah besar pasukan Fretilin ke arah selatan. Diduga kuat Lobato ada di tengah-tengah mereka.
Laporan ini diteruskan pada Komandan Resimen Pertempuran Kolonel Sahala Radjagukguk yang langsung memerintahkan pengepungan diperketat.
Kapten Prabowo diberi tugas mengkoordinasi pengepungan dengan seluruh kekuatan yang ada di sektor tengah tersebut.
Pasukan Nanggala bergerak cepat menyergap pasukan pengawal Lobato.
Baku tembak sengit segera terjadi. Sejumlah pengawal Lobato tewas dalam penyergapan ini, namun sang presiden Fretilin menolak menyerah.
Dengan pengawal yang tersisa, Lobato mencoba lari. Namun nahas, mereka diadang Pasukan Yonif 744 tanggal 31 Desember 1978. Pertempuran jarak dekat terjadi.
“Dalam pertempuran jarak dekat itu, Presiden Fretilin Nicolao Lobato tewas tertembak oleh Sersan Satu Jacobus Maradebo, seorang prajurit asal Timor Timur,” demikian ditulis dalam buku Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit yang ditulis wartawan senior Atmadji Sumarkidjo.
Peluru itu tepat bersarang di dada Lobato. Ada juga yang mengatakan Lobato tertembak di perut.
Misteri Jenazah Lobato
Setelah dipastikan jika yang tewas adalah Nicolao Lobato, tim segera memberikan laporan pada Panglima ABRI Jenderal M Jusuf yang langsung meneruskannya pada Presiden Soeharto.
Jenderal Jusuf langsung terbang ke Dili untuk menyaksikan jenazah Lobato. Dia juga terbang ke lokasi pasukan Nanggala dan 744 berada. Secara khusus Jenderal Jusuf memberikan ucapan selamat pada Sertu Jacobus Maradebo atas prestasinya.
Inilah puncak pencapaian operasi militer TNI di Timor Timur. Semua personel yang terlibat dalam misi itu mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Kelak setelah Timor Leste merdeka, Nicolao Lobato diangkat menjadi pahlawan nasional. Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang internasional di Kota Dili. Patungnya menenteng senjata dan mengibarkan bendera Timor Leste berdiri gagah di ibu kota negara tersebut.
Namun tak diketahui hingga kini di mana jenazah Nicolao Lobato setelah dibawa ke Jakarta. Tahun 2014, Jenderal (Purn) Agum Gumelar sempat memimpin Tim Pencari Fakta untuk mencari jenazah Lobato.
Namun belum diketahui hasilnya. Kesulitan yang dihadapi Tim saat itu adalah, para pimpinan TNI yang secara hierarki mengetahui soal jenazah Lobato sudah meninggal dunia.
Ada juga yang menyebut jenazah Lobato dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta di deretan Pahlawan Tak Dikenal. Tak ada kepastian soal itu.