TKN Jokowi sebut pertemuan IMF-Bank Dunia untungkan Indonesia
Dari anggaran pemerintah sebesar 57 juta dollar Amerika (sekitar Rp 855 miliar) memang tampak besar, tetapi hanya sekitar setengah dari potensi belanja keluarga para peserta yang diperkirakan akan mencapai 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) sepanjang acara tersebut.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyambut baik dimulainya acara Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (World Bank-International Monetary Fund Annual Meeting) di Nusa Dua, Bali pada 8-12 Oktober 2018. Bahkan pertemuan ini dinilai memberikan keuntungan bagi Indonesia.
"Menjadi tuan rumah acara ini bukan hanya mendudukkan Indonesia di posisi penting dunia dalam kancah pendanaan pembangunan, tetapi juga memberikan keuntungan yang tidak sedikit," kata anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Agus Sari seperti dilansir dari Antara, Senin (8/10).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi pada hari Jumat, 8 Desember? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima surat kepercayaan dari 10 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara-negara sahabat.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Jokowi mengekspresikan kemarahan saat membahas resesi dan krisis di Sidang Parlemen 2021? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan
TKN Jokowi-Ma'ruf juga menyambut baik diadakannya acara paralel 'Tri Hita Karana' dengan tema 'Blended Finance and Innovation' pada 10 Oktober-11 Oktober 2018. Politisi PSI menyebutkan sebagai tuan rumah, Indonesia akan berkesempatan untuk memasukkan ide dan konsepnya untuk mendorong investasi swasta dalam perubahan iklim, penanganan bencana alam, dan pengembangan keuangan syariah.
Dari anggaran pemerintah sebesar 57 juta dollar Amerika (sekitar Rp 855 miliar) memang tampak besar, tetapi hanya sekitar setengah dari potensi belanja keluarga para peserta yang diperkirakan akan mencapai 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) sepanjang acara tersebut.
"Belum lagi diperhitungkan dampak berantai kepada ekonomi lokal pada usaha kecil masyarakat. Jadi, pertemuan tersebut memberikan keuntungan ekonomi kepada Indonesia," jelas Agus.
Menurut dia, Indonesia telah diakui dunia dalam penanganan ekonominya. Di tengah-tengah situasi ekonomi dunia yang memburuk pun, Indonesia memperlihatkan kemajuan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Agus mengatakan, pendanaan pembangunan berkelanjutan harus dilakukan dengan cara yang lebih inovatif daripada sekedar pemberian utang.
"Ini harus menggabungkan sektor publik dan sektor swasta, dan menggabungkan modalitas pendanaan dari hibah, pinjaman, dan ekuitas, dengan campuran yang tepat," katanya.
Pencampuran modalitas pendanaan ini akan memberikan kesempatan realokasi resiko dengan lebih tepat, setelah menyeimbangkan profil risiko inisiatifnya dengan profil resiko pendanaannya.
Merespons kritik bahwa pengadaan acara ini tidak sensitif terhadap bencana alam yang baru saja terjadi di Lombok dan Sulawesi Tengah, Agus Sari mengatakan, pemerintah terus berupaya membantu dan menangani bencana Lombok dan Sulawesi Tengah.
"Penanganan bencana dan menjadi tuan rumah pertemuan Bank Dunia-IMF bisa dilakukan berbarengan. Jadi, tidak harus meniadakan yang lain. Indonesia memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan keduanya," kata Agus.
Bencana yang datang dengan tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka harus ditangani dengan baik. Presiden Jokowi pun sudah beberapa kali mendatangi lokasi bencana untuk menjamin bahwa penanganan di lapangan berlangsung dengan baik. Dana yang dikucurkan untuk penanganan bencana Lombok dan Sulawesi Tengah pun jauh lebih besar ketimbang dana untuk pertemuan di Bali.
Ia menambahkan, Indonesia telah mempersiapkan pertemuan ini sejak masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono dan tidak mungkin membatalkannya dengan tiba-tiba. "Lagi pula, Indonesia tidak berniat menambah utang dengan menjadi tuan rumah pertemuan ini," tutup Agus.
Baca juga:
Presiden Jokowi: Peserta IMF-World Bank bayar sendiri makan dan hotel mereka
Delegasi Bank Dunia kepincut kerajinan Indonesia di pertemuan IMF-World Bank
Pemerintah bakal bahas peningkatan ekspor ke China dengan Jack Ma di IMF-World Bank
Jokowi sebut anggaran pertemuan IMF-WB untuk bangun apron dan terowongan
Fahri setuju IMF-WB galang dana buat korban gempa NTB dan Sulteng
Menkominfo jamin layanan internet di pertemuan IMF-World Bank kencang dan aman