TNI AU gagalkan keberangkatan enam calon TKI ilegal di Kupang
Keenam Calon TKI tersebut kemudian dibawa ke Polda NTT bagian trafficking.
Enam orang calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yaitu YS (Kabupaten Malaka), AL (Kabupaten Malaka), PN (Kabupaten Malaka), EB (Oesao Kupang Timur), LBN (asal Tanah merah, Kupang Tengah), MTA (Kab. TTU) diciduk TNI Angkatan Udara (AU) Lanud El Tari Kupang yang akan berangkat ke Surabaya menggunakan pesawat Lion Air JT 0693 pukul 14.35 WITA.
Letnan Satu POM AU Albert Darwin mengatakan, ada dua kelompok calon TKI ilegal yang ditangkap pada 14.20 WITA di bandara El Tari saat memasuki tempat "check in".
"Ada dua yang kami tangkap terpisah dengan empat CTKI tersebut," kata Albert seperti dikutip Antara, Senin (26/1).
YS (Kabupaten Malaka), AL (Kabupaten Malaka), PN (Kabupaten Malaka) dan EB (Oesao Kupang Timur), ditangkap saat sedang melakukn "check in", sedangkan LBN (asal Tanah merah, Kupang Tengah), MTA (Kab. TTU) ditangkap saat hendak "boarding pass".
Selain itu, Albert mengungkapkan, ada dua orang calon TKI lainnya yang merupakan teman dari MTA dan LBN lolos dan berhasil masuk ke dalam pesawat. Hal tersebut tidak terlepas, pihaknya tidak mengenali wajah kedua calon TKI ilegal tersebut.
"Yang dua lolos karena kami sibuk menggagalkan empat TKI dan kami kewalahan," katanya.
Dari tangan keenam calon TKI ilegal tersebut, TNI AU juga berhasil mengamankan barang bukti berupa dokumen-dokumen yang tidak asli, seperti KTP serta surat keterangan domisili.
Sementara itu, Kopral Satu Hertiawan menuturkan, saat dilakukan penangkapan, terlihat ada salah satu orang yang diduga sebagai pengantar MTA dan LBN terlihat melarikan diri.
"Saya tanya sama MTA dn LBN katanya itu adalah Jhon Pandi, JP diduga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)" kata Herti.
Herti menjelaskan, kedua pelaku yaitu MTA dan LBN mengaku ke Surabaya untuk menjenguk anaknya yang menjalani pendidikan di Malang dan akan kuliah. Namun saat ditanya lebih lanjut, kampus dan jurusan perkuliahan yang diambil oleh anak dari LBN tersebut, tidak bisa menjawab.
"Jawaban-jawaban seperti ini sudah biasa kami temui saat dilakukan penggagalan TKI dan mereka semua telah di doktrin," katanya.
Sedangkan, YL beserta ketiga temannya menurut Herti mengaku akan ke Surabaya lalu akan ke Kalimantan karena diajak bekerja sebagai pekerja kepala sawit. Namun, saat ditanya saat tiba di Surabaya dijemput siapa, YL mengaku tidak tahu.
Ke enam Calon TKI tersebut kemudian dibawa ke Polda NTT bagian trafficking untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.