TPN Ganjar-Mahfud: Ngomong Terus Hilirisasi Kapan Selesainya
TPN Ganjar-Mahfud menilai perlu banyak keterlibatan pelaku industri dalam program hilirisasi
TPN Ganjar-Mahfud: Ngomong Terus Hilirisasi Kapan Selesainya
Anggota Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Danang Girindrawardana menilai hilirisasi yang saat ini sedang gencar dilakukan pemerintah perlu lebih banyak keterlibatan pelaku industri.
"Hilirisasi ini kita serahkan kepada industri secara alami akan tumbuh, enggak usah terlalu banyak intervensi pemerintah. Ngomong terus hilirisasi kapan selesainya," kata Danang dalam diskusi bertajuk Petani Sawit Rakyat Dukung Ganjar-Mahfud, Jakarta, Kamis (1/2).
Menurutnya, hilirisasi akan tumbuh dengan sendiri. Sedangkan yang musti dilakukan pemerintah adalah menerbitkan kebijakan tentang insentif hingga kepastian bahan baku.
Danang melanjutkan, seharusnya pemerintah lebih banyak melakukan intervensi pada sektor hulu. Karena di sana banyak ditemukan persoalan yang perlu segera diselesaikan.
"Pendapat kami ada di hulu. Inilah sebabnya problem-problem di hulu berpuluh tahun sampai reformasi agraria saat ini sampai dengan rezim perhutanan saat ini, tidak pernah bisa selesai," terangnya.
Salah satu persoalan yang disorot adalah konflik lahan yang melibatkan para petani sawit dengan pemilik perkebunan besar.
"Jadi kita enggak pernah melakukan evaluasi yang cukup terkait dengan proses administratif menentukan hak-hak para petani dan hak-hak para perkebunan besar, atas hak lahan yang sudah mereka gunakan untuk sawit," bebernya.
Persoalan lain yang terjadi adalah menurunnya produktivitas sawit. Dalam hal ini, Danang menganalisis terdapat dua kemungkinan. Yang pertama adalah kinerja ekspor yang menurun, dan kedua karena permintaan dunia yang menurun sebagai imbas dari perang Rusia dengan Ukraina.
Kejadian ini memberikan efek berantai. Salah satunya membuat harga tandan buah segar (TBS) ikut terpukul.
"Ini problem besar yang kita hadapi. Masalahnya adalah dunia internasional yang membeli CPO dari Indonesia terkendala dengan produktivitas dalam negara kita," pungkasnya.