Keluarga Pejuang Kecam Perusakan Tugu Nama Jalan Pahlawan di Cianjur
Ketiga tugu penjelas nama jalan tersebut adalah Harun Kabir, Suroso, dan Adi Sucipta (Asmin Sucipta). Aksi vandalisme itu pun membuat pemandangan di sekitar jalan tersebut tidak asri lagi.
Tiga tugu penjelas nama jalan pahlawan di Cianjur dirusak orang tak dikenal. Perusakan itu membuat informasi sejarah yang tertera tidak lagi bisa dibaca.
Ketiga tugu penjelas nama jalan tersebut adalah Harun Kabir, Suroso, dan Adi Sucipta (Asmin Sucipta). Aksi vandalisme itu pun membuat pemandangan di sekitar jalan tersebut tidak asri lagi.
-
Mengapa Seni Pakemplung di Cianjur terancam punah? Namun sayangnya, kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral. Ini didasarkan hilangnya minat anak muda untuk melestarikannya dan menampilkannya dengan baik, sesuai pesan leluhur.
-
Kenapa jalan tol Cianjur dibangun? Dibangunnya jalan Tol ini akan membantu wisatawan agar tidak terjebak macet saat ke puncak. Dua ruas jalan Tol direncanakan akan dibangun di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Nantinya jalan Tol ini akan memudahkan wisatawan yang hendak berkunjung ke puncak agar terhindar dari kemacetan.
-
Kapan angka stunting di Cianjur mulai menurun? Semula angka stunting di sana berada di angka 40 persen atau 200 ribu balita penderita stunting pada tahun 2022 menjadi 37 persen dan tahun 2023 menjadi 13 persen atau turun sebanyak 20 persen.
-
Dimana Ganjar Pranowo berkunjung di Cianjur? Baru-baru ini calon presiden Republik Indonesia, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Desa Tegallega di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
-
Kapan kasus pembunuhan Vina Cirebon terjadi? Polda Jabar tegaskan telah menangkap seluruh tersangka dalam kasus pembunuhan sepasang kekasih Rizky dan Vina yang terjadi pada 2016 silam.
Dengan adanya aksi perusakan itu Historika Indonesia dan keluarga para pahlawan yang menjadi nama-nama jalan di Cianjur, mengecam tindakan para pelaku pengrusakan. Kepolisian Resort Cianjur didesak untuk mengusut dan menangkap para pelakunya.
"Ketegasan sikap dan konsistensi dari Pemkab Cianjur tersebut sangat diperlukan mengingat selain beberapa situs sejarah yang telah dirusak juga banyak situs-situs sejarah yang terbengkalai," ujar Direktur Eksekutif Historika Abdul Basyith dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8).
©Historika
Salah seorang keluarga pejuang Harun Kabir, Adhie Ahmad Kabir merasa kecewa dengan ulah para perusak yang buta sejarah. "Sangat mungkin mereka tidak mengetahui cerita atau kisah dari isi dari situs penjelas nama jalan yang dirusaknya," ujar Adhie Kabir, yang merupakan cucu Harun Kabir.
Pihak Historika juga sudah membuat laporan yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk segera menuntaskan kejadian ini. Pemkab Cianjur pun diminta merevitalisasi kembali terhadap tugu penjelas nama jalan sehingga bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sebetulnya, kejadian ini bukan kali pertama. Sebelumnya, kami juga sudah membuat surat protes kepada aparat keamanan dan pejabat terkait di Cianjur atas rusaknya tugu penjelas nama jalan sekitar Agustus 2018. Salah satu prasasti yang kami bangun, dengan dukungan dari Kemendikbud dan Pemkab Cianjur, juga sempat di corat-coret. Namun, berhasil kami bersihkan dan pulihkan kembali.
"Semoga setelah kejadian ini, aksi perusakan tugu penjelas nama jalan tidak terulang lagi. Dan semoga masyarakat semakin mengetahui arti penting sejarah dan selalu menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang membebaskan negeri ini dari penjajahan," tukasnya.
Sebagai informasi, tugu penjelas nama jalan di Cianjur, Jawa Barat, digagas oleh Historika Indonesia, sebagai lembaga atau komunitas yang menerima dana hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2017.
Ide atau inisiatif membuat tugu tersebut dilatarbelakangi oleh masih banyaknya warga yang belum mengetahui informasi pahlawan lokal yang namanya dijadikan sebagai nama jalan.
Padahal, seperti tercatat dalam beberapa kesaksian para pelaku sejarah, pada 1945-1949, Cianjur merupakan salah satu kantong perlawanan para pejuang Indonesia yang krusial, baik saat berhadapan dengan tentara Inggris, maupun kala melawan militer Belanda.
Ada lebih dari 10 pertempuran yang terjadi di Cianjur, salah satunya adalah Pertempuran Cisokan yang tercatat dalam dokumen tentara Inggris, Journal of the 8th, Gurkha Rifles Regimental Association (UK), Nomor 16 (March 1993) berjudul: 'The Battle of Tjirandjang Gorge'.
Salah satu pejuang Indonesia yang aktif melawan tentara Inggris antara 1945-1946 adalah A.Sutjipta. Tempat beliau menjalankan aksinya itu lantas kami (Historika) buatkan tugu sebagai penanda telah terjadi pertempuran di sana.
Tugu penanda jalan juga kami persembahkan kepada Suroso, Harun Kabir, Tjijih Warsih, Raden Arya Cikondang dan Pangeran Hidayatullah. Mereka itu merupakan pahlawan yang berasal dari Cianjur (kecuali Pangeran Hidayatullah, pahlawan asal Banjarmasin yang diasingkan ke Cianjur). Meski belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional, namun jasa mereka melawan penjajah patut dihargai dan dikenang.
Tugu yang dilengkapi dengan informasi singkat sejarah pahlawan, juga kami lengkapi dengan barcode, yang terhubung dengan database kami di arsipIndonesia.com Diharapkan generasi saat ini, generasi milenial, bisa dengan mudah mengaksesnya dan mengetahui betapa berjasanya pahlawan itu.
Baca juga:
Satpol PP Solo Hapus Tulisan Terkait Papua di Sejumlah Bangunan
Polisi Selidiki Pelaku Vandalisme 'Papua Merdeka' di Solo
Vandalisme Bertuliskan 'Papua Merdeka' Ditemukan di Solo
Setengah Anggota Anarko Sindikalisme Berusia Pelajar, Terinspirasi Fenomena di Rusia
Aksi Vandalisme Kotori Area Skate Park RPTRA Kalijodo
Aksi Vadalisme di Depok, dari Mobil hingga Tembok Rumah Dicoret-coret
Aksi Vandalisme Rusak 3 Koleksi Museum Gunung Merapi