Tukang ojek di Makassar diduga diparang geng Kapak 21
Sebelumnya, Eka (24) dibunuh di kamar kosnya, Senin malam. Suami korban, Biding, merupakan anggota Geng Kapak 21.
Tukang ojek bernama Daeng Tappo diparang sekelompok orang yang diduga merupakan anggota geng Kapak 21 di Blok M Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Jumat dini hari. Selain Daeng Tappo, penumpangnya yang tidak diketahui namanya itu juga mengalami luka akibat penyerangan yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.00 WITA. Daeng Tappo mengalami luka sabetan parang di bagian dada dan tangan.
Menurut Daeng Nassa, saudara keluarga korban, Daeng Tappo sudah berada di rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sebelum kejadian, kelompok penyerang terlebih dahulu menanyakan asal daerah korban.
"Dari informasi dari keluarga saya, katanya sebelum menyerang dia tanya kamu orang bangkala," katanya saat mengabarkan kejadian itu ke Ketua RW XVIII Bangkala Blok D BTP, seperti dikutip dari Antara, Jumat (20/6).
Ketua RW XVIII Bangkala BTP Tamalanrea, Abd Rahman Tayang, mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut. Apalagi, kata dia, beberapa waktu lalu sudah ada pernyataan pimpinan geng Kapak 21 di Polsek Tamalanrea untuk tidak lagi melakukan penyerangan lagi.
Sebelum kejadian, kelompok tersebut juga dikabarkan melakukan sweeping di jalan poros BTP dan memeriksa KTP para pengguna jalan.
"Pertanyaan pelaku apakah kamu orang Bangkala tentu mengindikasikan bahwa pelaku ada kaitan dengan kejadian penyerangan di Bangkala belakangan ini. Masyarakat mendesak pihak kepolisian segera mengungkap sekaligus menangkap pelaku penyerangan," katanya.
Jika tidak mampu menyelesaikan secepatnya, dirinya mengaku tidak bisa menjamin warganya untuk membalas dengan cara yang sama.
"Kami ingin melihat pihak kepolisian apakah bisa bersikap tegas atau tidak dengan persoalan ini. Kami juga ingin keadilan," jelasnya.
Sebelumnya, seorang ibu dua anak bernama Eka (24) dibunuh di kamar kosnya, Senin malam. Suami korban, Biding, merupakan anggota Geng Kapak 21.
Korban bernama Ekawati ditemukan tewas dengan luka sabetan senjata tajam (parang) di bagian kepala, di bahu kiri dan kanan.
Kejadian ini sontak memicu kemarahan keluarga korban yang datang ke TKP. Akibat salah pengertian justru membuat pihak keluarga bentrok dengan warga setempat. Lemparan batu dari dua kubu tak terelakkan. Namun beruntung, bentrok tersebut tidak berlangsung lama setelah pihak kepolisian datang mengamankan.
Salah satu warga, Ilo, mengaku tidak mengetahui persis awal terjadinya keributan. Namun dirinya mengaku jika ia mendapat laporan bahwa adiknya yang lewat di TKP diancam oleh sekelompok orang yang diduga pihak keluarga korban.
Karena merasa terancam sehingga adiknya melaporkan kejadian itu ke Ilo. Setelah mendapat laporan dirinya mendatangi lokasi untuk bermaksud bertanya namun justru ingin dipukul. Sekelompok orang yang diduga keluarga korban juga mengamuk disekitar TKP.