Tumor ganas bikin Jekki terbaring lemas
Orangtua Jekki bukan dari kalangan berada dan membutuhkan bantuan.
Bocah 4,8 tahun bernama Jekki Basri hanya bisa berbaring lemas di ruang PICU Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Banda Aceh. Dia mengidap tumor ganas di rahang atas mulutnya.
Mulutnya terbuka lebar dan wajah sudah membengkak. Tampak jelas rongga mulutnya sudah penuh dengan pembengkakan tumor ganas itu. Dia sulit untuk makan dan juga susah bernapas.
Saat ini di hidungnya sudah terpasang selang untuk makanan (sonde). Di lehernya juga sudah dipasang selang buat memudahkan bernapas, dan selang infus di sisinya.
Beberapa orang perawat pun selalu berada di samping bocah itu. Sesekali membersihkan cairan yang mengalir di mulut anak keenam dari tujuh bersaudara ini.
Jekki berasal dari Desa Lae Cikala Suro, Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Singkil sudah menampakkan gejala tumor sejak November 2015 lalu. Kala itu Jekki mengeluhkan sakit gigi terus menerus.
"Karena sakit gigi terus menerus, saya bilang sama suami kita periksa dulu pada dokter gigi," kata ibu Jekki, Mariah (42), di ruang PICU RSUZA, Banda Aceh, Senin (25/1).
Kemudian orangtuanya membawa Jekki ke dokter gigi di rumah sakit Subussalam. Saat itu, kata Mariah, setelah diperiksa, dokter memintanya kembali kalau Jekki tidak sembuh.
"Setelah dikasih obat, disuruh balik ke tempat dia kalau enggak sembuh," ujar Mariah.
Karena lambat laun mulut Jekki semakin membengkak, kata Mariah, dia pun kembali membawa anaknya ke rumah sakit Subussalam. Anaknya langsung dirujuk ke RSUZA, Banda Aceh, pada 4 Desember 2015 lalu.
Setelah diperiksa, pihak RSUZA, Banda Aceh meminta kepada orangtua Jekki berobat jalan. Namun saat itu pihak rumah sakit memintanya kembali sepekan kemudian.
"Karena saya enggak mungkin tunggu di Banda Aceh karena biaya, saya kembali ke Singkil. Setelah satu minggu ada beberapa kali di telepon pihak rumah sakit, karena enggak ada uang saya enggak berangkat," lanjut Mariah.
Baru kemudian keluarga Jekki kembali membawanya ke RSUZA pada 5 Januari lalu. Kondisi mulut dan pipi Jekki sudah mengalami pembengkakan.
Sesampai di rumah sakit, Jekki mendapatkan perawatan medis. Sejak 22 Januari, Jekki dirawat intensif di ruang PICU anak.
"Kata dokter harus dikemo (kemoterapi) sebanyak delapan kali. Saya susah juga karena untuk kebutuhan hidup di sini enggak ada. Lain lagi anak saya di sana ada yang kecil-kecil seperti adiknya Jekki," sambung Mariah.
Mariah mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Baik Pemerintah Kabupaten Singkil maupun dari Pemerintah Aceh. Kendati demikian, semua biaya pengobatan ditanggung oleh pihak BPJS.