Uap dan asap muncul dari tanah di Gunung Kidul karena listrik
Uap dan asap muncul dari tanah di Gunung Kidul karena listrik. Hasil kesimpulan uap dan asap panas akibat dari panas yang dihasilkan karena keliru dalam memasang arde listrik. Panas dari listrik bersinggungan dengan air yang terkandung dalam tanah, sehingga menimbulkan uap.
Teka-teki kemunculan uap dan asap panas di Dusun Kayen, Sampang, Gedangsari, Gunung Kidul, DIY akhirnya terungkap. Menurut hasil penelitian dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), uap dan asap panas di pekarangan Trisno Wiyono bukanlah aktivitas vulkanis.
"Hasil analisis di laboratorium baik dari hasil sampel air mau pun gasnya tidak menunjukkan bahwa semburan uap panas berasal dari air permukaan yang terpanaskan," ungkap Kepala BPPTKG Yogyakarta I Gusti Made Agung Nandaka ketika dihubungi, Selasa (28/2).
Gusti mengatakan bahwa dari hasil laboratorium diketahui sampel uap panas sebagian besar terkandung air (H2O) sampai mencapai 70 persen, gas karbon dioksida (CO2) sebesar lima persen, O2+Ar sebesar lima persen dan juga has Nitrogen (N2) sebesar 20 persen.
"Hasil kesimpulan uap dan asap panas akibat dari panas yang dihasilkan karena keliru dalam memasang arde listrik. Panas dari listrik bersinggungan dengan air yang terkandung dalam tanah, sehingga menimbulkan uap," jelas Gusti.
Terpisah, Camat Gedangsari Muhammad Setyawan Indriyanto mengatakan jika kondisi di lokasi sudah berlangsung normal. Aktivitas warga dan pemilik rumah sudah seperti biasa.
"Sudah tidak ditutup garis polisi dan warga sudah seperti biasa. Saya juga sudah mengatakan kepada warga supaya tidak khawatir atas semburan uap panas itu," pungkas Indriyanto.
Munculnya uap dan asap panas dari dalam tanah pertama kali dilaporkan pada Kamis (16/2) yang lalu. Munculnya asap dan uap menurut saksi mata Supriyono berawal ketika pemilik rumah milik Trisno Wiyono hendak menanam pohon binahong di pekarangan rumah miliknya.
"Sekitar pukul enam pagi, saat menggali tanah tiba-tiba keluar asap panas dari dalam tanah," kata Supriyono, Kamis (16/2).
Supriyono menambahkan bahwa oleh pemilik rumah lokasi keluarnya asap dipasang pipa terbuat dari bahan plastik. Namun tidak kuat menahan panas yang dihasilkan sehingga pipa plastik bengkok.