Ulama di Bandung puji wacana polisi batasi jam hiburan malam
Menghabiskan masa kecil di Bandung, Irjen Mochamad Iriawan menyayangkan kota Kembang yang dulu religius sudah berubah.
Wacana pembatasan jam tempat hiburan malam hingga pukul 00.00 WIB di Bandung terus bergulir. Setelah membahas dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Polda Jabar kembali membahas dengan tokoh agama.
"Pertama yang ingin saya sampaikan seperti percaya enggak percaya. Biasanya polisikan back-up (tempat hiburan malam). Tapi sekarang polisi yang bikin usulan (pembatasan jam hiburan). Ini sangat fenomenal," kata ulama di Jawa Barat, Duddy S Sutandi, dalam silaturahmi Kamtibmas, Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan, bersama Tokoh Agama, di Mapolda Jabar, Bandung, Jumat (10/1).
Atas usulan tersebut dia bersama pimpinan ormas Islam yang ada di Jabar ; Muhamadiyah, NU, dan Persis, menyatakan setuju bahkan mendukung penuh kepolisian agar hal tersebut bisa segera terealisasi.
"Gagasan kepolisian ini memang kegalauan kami sudah sejak lama. Dengan ini kami seluruh ormas Islam di Jabar mendukung kebijakan Kapolda," terang Dudi dalam silaturahmi yang digelar di Aula Muryono.
Dia sadar untuk mewujudkan itu tidaklah mudah. Pro dan kontra hadir karena menyangkut hajat orang banyak. Tapi dia sadar tempat hiburan malam kini lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Kejahatan dan kekerasan sering bermulai dari tempat hiburan malam.
"Kami merupakan barisan dan kebijakan untuk kebaikan umat beragama," jelasnya.
Sementara itu Iriawan terus berkomitmen untuk membatasi jam hiburan malam di Bandung. Selama ini tempat hiburan malam yang kelewat batas lebih banyak mudaratnya karena pola hidup borjuis.
"Bandung itu yang saya kenal dulu adalah kota religius karena saya dulu kecil di sini. Saya ingin mengembalikan (kota religius)," terang Jenderal bintang dua itu.