Upacara bendera, 30 siswa SMAN 1 Ampek Nagari mendadak kesurupan
Murid yang kesurupan merupakan siswa perempuan dan belum diketahui penyebabnya.
Sekitar 30 orang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) kesurupan saat mengikuti upacara bendera, sekitar pukul 08.10 WIB, Senin (1/9).
Seperti diberitakan Antara, kepala SMAN 1 Ampek Nagari, Tasarudin di Lubuk Basung, mengatakan kesurupan ini terjadi saat seluruh siswa dengan jumlah 550 orang yang berasal dari 18 rombongan pelajar mengikuti upacara bendera.
Tiba-tiba, kata dia, salah seorang siswa perempuan pingsan tidak sadarkan diri dan dia langsung dibawa oleh majelis guru ke ruangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMAN 1 Ampek Nagari.
Sesampai di ruangan UKS, siswa tersebut langsung menjerit dan kesurupan kemudian memindah ke 29 siswa lainnya. "Pada umumnya mereka yang kesurupan itu merupakan siswa perempuan dan saya belum mengetahui penyebab pasti akibat kesurupan itu," katanya.
Untuk mengatasi ini, pihaknya bekerjasama dengan komite dan tokoh masyarakat untuk memanggil orang pintar dalam mengobati siswa yang kesurupan tersebut.
"Setelah mereka sadar, pihak orang tua langsung menjemput mereka dan membawa pulang. Saya juga telah melaporkan kejadian ini kepada pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaha raga Agam," katanya.
Atas kejadian ini, ke 550 siswa diliburkan untuk sementara waktu sampai Selasa (2/9), agar siswa yang lain tidak ikut kesurupan. Namun pada Rabu (3/9), semua siswa akan kembali ke sekolah untuk mengikuti doa bersama dengan mendatangkan ustad.
"Ini merupakan kesepakatan antara pihak sekolah dengan Komite dengan tujuan agar kesurupan ini tidak terjadi lagi di SMAN 1 Ampek Nagari, sehingga aktivitas belajar mengajar kembali normal," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Agam, Fauzir mengimbau kepada seluruh siswa untuk berhati-hati agar kejadian ini tidak terulang lagi.
"Jangan sampai pikiran kosong, apabila pikiran kosong mudah dimasuki mahluk halus," katanya.
Selain itu, ia meminta kepada siswa untuk membaca Al-Quran sebelum mengikuti proses belajar mengajar dan tidak meninggalkan salat lima waktu.
Sementara untuk pihak sekolah, diimbau untuk menjaga lingkungan agar tidak kotor dan dianjurkan untuk mencari para normal dalam membantu sehingga kejadian ini tidak terjadi terus menerus.