Mahasiswi Aktivis Kampus UIN Sunan Ampel Tewas Saat Kejar Penjambret, Dua Pelaku Ditangkap
Mahasiswi Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas saat mengejar penjambret yang merampas tasnya.
Mahasiswi Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas saat mengejar penjambret yang merampas tasnya.
Mahasiswi Aktivis Kampus UIN Sunan Ampel Tewas Saat Kejar Penjambret, Dua Pelaku Ditangkap
Kasus ini menjadi perhatian terlebih karena korban merupakan aktivis kampus yang kuliah sambil bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Polisi pun bertindak memburu dua pelaku. Keduanya diringkus polisi setelah sempat buron selama sebulan.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim Kombes Pol Totok Suharyanto mengatakan, kedua pelaku ditangkap tidak sedang bersama.
Tersangka bernama Melvin yang diringkus lebih dulu. Tersangka pertama ini diketahui berperan sebagai eksekutor.
"Kami lalu melakukan pengembangan dari penangkapan tersangka pertama ini," ujarnya, Jumat (5/7).
Dari penangkapan Melvin (ME) ini, muncul nama tersangka kedua yang diketahui bernama Ahmad Yusuf Efendi (AYE). Tersangka kedua ini berperan sebagai joki.
Selain menemukan tersangka kedua, polisi juga mendapati fakta jika kedua tersangka ini merupakan residivis dalam kasus yang sama.
"Keduanya merupakan residivis kasus yang sama. ME pernah ditahan selama 6 bulan pada 2014 dan AYE ditahan 2 tahun pada 2016," kata Totok.
Saat melakukan aksinya, kedua penjambret itu merampas tas korban dan mengambil uang Rp63 ribu.
Sementara handphone dan tas milik korban dibuang hanya 100 meter dari lokasi.
Kedua penjambret itu mengetahui korban mengejar mereka hingga Jalan Semarang.
"Dari rekaman CCTV, korban oleng sendiri dan jatuh ke arah berlawanan dan langsung ditabrak oleh mobil," tuturnya.
Diketahui, mahasiswi UINSA Surabaya, Maya Dwi Ramadhan tewas saat berupaya mengejar jambret yang mengambil tasnya. Dia tewas setelah motor yang ditumpanginya oleng dan tertabrak mobil dari arah berlawanan pada Kamis (23/6).
Atas terungkapnya kasus ini, Rektor UINSA Surabaya Prof. Akhmad Muzaki mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polda Jawa Timur. Dia menjelaskan bahwa korban dikenal sebagai aktivis di kampus UINSA, sehingga kepergiannya meninggalkan bekas luka bagi keluarga besar UINSA.
"Korban dikenal sebagai pribadi yang baik. Dia siang kuliah lalu pulang kuliah dia bekerja untuk menghidupi keluarganya. Walaupun sibuk di luar, korban masih bisa mengikuti perkuliahan dan organisasi dengan baik," tuturnya.