'Urusan Politik Hanya Lima Tahunan, Paling Utama Merawat Bangsa Ini'
Situasi usai Pemilu 2019 masih belum stabil. Dua hari lalu kericuhan terjadi disejumlah titik. 300 Orang dijadikan tersangka oleh polisi. Untuk itu masyarakat diminta menahan diri agar tidak terpancing provokasi pihak tertentu.
Situasi usai Pemilu 2019 masih belum stabil. Dua hari lalu kericuhan terjadi disejumlah titik. 300 Orang dijadikan tersangka oleh polisi. Untuk itu masyarakat diminta menahan diri agar tidak terpancing provokasi pihak tertentu.
"Urusan politik hanya urusan lima tahunan, yang paling utama adalah kita merawat bangsa ini dan tujuan keumatan, kebangsaan untuk kemaslahatan. Itulah yang seharusnya kita pikirkan lebih fokus lagi," ujar Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Muammar Bakry dalam keterangannya, Kamis (23/5).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
Menurutnya, sejak sebelum Pilpres kemarin masyarakat seperti dibuat terpecah dengan perbedaan pilihan. Untuk itulah masyarakat harus memperbaiki hubungan secara horizontal.
"Hubungan vertikal kita dengan Tuhan itu akan ter-pending karena hubungan horizontal kita dengan sesama manusia kurang harmonis," tutur Wakil Rektor IV Universitas Islam Makassar (UIM) ini.
Pria yang juga Dosen Ilmu Fiqih Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini juga meminta kepada para tokoh bangsa untuk mendamaikan umat. Suasana harus didinginkan agar masyarakat bisa kembali berangkulan.
"Yang mana diharapkan tokoh-tokoh masyarakat ini bisa membangun silaturahmi, komunikasi yang baik, yang tentu juga memikirkan bangsa ini ke depan demi kemaslahatan, integritas kebangsaan," harap Ketua Bidang Agama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Sulawesi Selatan (FKPT Sulsel) ini.
Untuk itu dirinya juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan ataupun berita hoaks Nuansa Ramadan ini juga harus bisa menjadi momen untuk kebangkitan bangsa.
"Kita harapkan tentu jihad yang paling utama adalah jihad kemanusiaan, jihad melawan kebodohan, jihad melawan kemiskinan. Jihad-jihad seperti inilah yang justru harus kita tampilkan bersama sehingga bangsa kita ini menjadi bangsa terdepan," jelasnya.
Dia berharap Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya, agama, ras ditengah mayoritas umat Islamnya bisa tetap rukun dan bersatu. "Umat Islam Indonesia ini penuh dengan kasih sayang dan toleransi yang tinggi di tengah umat agama lain yang ada demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," tandasnya.
Baca juga:
NasDem Sebut Sikap Tidak Menerima Kekalahan Bisa Merusak Demokrasi
Besok Daftarkan Sengketa Pilpres ke MK, Tim Hukum Prabowo Dipimpin Hashim
Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Hukum TKN Hadapi Sengketa Pilpres di MK
VIDEO: Hasil Lengkap Rekapitulasi KPU Pilpres 2019
Otto Hasibuan Temui Prabowo di Kertanegara, Bahas Persiapan Sengketa ke MK?