Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp
Dalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.
Guru Besar UGM Prof Koentjoro mengaku mendapatkan pesan melalui aplikasi Whatsapp berisikan caci maki dari orang tak dikenal.
- Ahok Akui Komunikasi dengan Anies Baswedan Lewat Chat WhatsApp, Begini Isi Percakapannya
- UGM Periksa Mahasiswa Diduga Melakukan Pelecehan Seksual, Minta Korban Segera Melapor
- Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut
- Guru Besar UI Mengaku Diintimidasi Saat Serukan Petisi ke Pemerintah
Usai Aksi Kampus Menggugat, Guru Besar UGM Mengaku Dapat Pesan Makian via Whatsapp
Dalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.
Koentjoro menyebut pesan Whatsapp itu terakhir diterimanya pada Sabtu (16/3) pagi. Pesan itu selain menudingnya sebagai salah satu pendukung paslon capres dan cawapres juga menuduhnya ingin mendapatkan jabatan.
"(Terakhir) kemarin (Sabtu) pagi via WA, jam 06.45 WIB. Intinya (menuding) orangtua enggak tahu diri. Curang, curang, curang," kata Koentjoro saat dihubungi wartawan.
"Saya dianggap pro (paslon) 3. Mau cari jabatan. Ingat janggutmu sudah tua," sambung Koentjoro.
Koentjoro menduga pesan yang diterimanya ini bukan dari buzzer. Usai menerima pesan itu, Koentjoro mengaku mengancam pengirim pesan akan melaporkannya ke polisi.
"Hanya satu (nomor). Lonewolf bukan buzzer. Soalnya saya ancam balik, dia diam," terang Koentjoro.
Koentjoro menambahkan dari bantuan temannya di Polda, dirinya mengetahui jika pengirim pesan berada di Batam.
"Saya dibantu teman dari Polda, (pengirim) terlacak dari Batam," ungkap Koentjoro.
Koentjoro yang juga merupakan inisiator Petisi Bulaksunur menambahkan bukan sekali saja dirinya mendapatkan pesan bernada intimidasi. Usai keluar Petisi Bulaksumur beberapa waktu lalu, Koentjoro menyebut dirinya banyak mendapatkan pesan seperti itu.
Tak hanya itu, Koentjoro menambahkan ada upaya intimidasi lainnya yaitu ada orang tak dikenal yang mendatangi kantornya di Fakultas Psikologi UGM dan mencarinya.
"Itu lebih banyak. Pelakunya buzzer kalau itu. Bicaranya enggak sopan. Bahkan kata satpam Fakultas Psikologi (UGM) saya di kantor ada yang mendatangi (sebanyak) dua kali," urai Koentjoro.
Koentjoro menyebut dirinya tak takut dengan pesan-pesan bernada caci maki dan intimidasi yang ditujukan kepadanya. Koentjoro mengaku dirinya santai saja menanggapinya.
"Saya malah saya gunakan sebagai obyek belajar. Santai. Sama sekali tidak takut," tutup Koentjoro.