Usai kasus Emon, Sukabumi buat 'Gerakan 20 Menit Dampingi Anak'
"Pencanangan gerakan ini karena kekerasan terhadap anak saat ini semakin memprihatinkan," kata Hayati.
Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencanangkan "Gerakan 20 Menit Orang Tua Mendampingi Anak" sebagai bentuk perlindungan dan kepedulian orang tua kepada anaknya untuk antisipasi kekerasan terhadap anak, seperti kasus pencabulan yang dilakukan Andry Sobarna (AS) alias Emon.
"Pencanangan gerakan ini karena kekerasan terhadap anak saat ini semakin memprihatinkan semua pihak baik kekerasan secara fisik maupun maupun psikis dan seksual," kata Wakil Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Sukabumi, Hayati Fahmi kepada wartawan, Rabu (21/5).
Seperti diberitakan Antara, Hayati menjelaskan terjadinya kekerasan terhadap anak itu menunjukkan pemerintah, masyarakat serta keluarga dan orang tua belum optimal dalam memberikan perlindungan bagi anak terhadap kekerasan, eksploitasi, diskriminasi dan penelantaran.
Menurut dia, berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak di antaranya menyebutkan perlindungan anak merupakan kewajiban bersama, yang penanganannya harus dilaksanakan secara komprehensif dan tepat sasaran.
Untuk itu, langkah konkret serta upaya pencegahan dari semua pihak tidak bisa ditunda lagi dan langkah ini harus mulai dilakukan kepada seluruh orang tua dan keluarga serta organisasi dan lembaga masyarakat.
Maka dari itu, kepada seluruh elemen masyarakat pihaknya mengimbau khususnya keluarga yang sudah mempunyai anak agar selalu memberikan waktu sedikitnya 20 menit untuk mendampingi anaknya yang tengah tumbuh dan berkembang seperti melalui komunikasi dua arah sehingga si anak bisa merasa terbuka dan nyaman berada di samping orang tuanya.
"Gerakan ini harus sudah mulai dilaksanakan agar dapat mendampingi anaknya setiap hari selama 20 menit mulai pukul 18.30 sampai dengan pukul 18.50 WIB dengan melakukan aktivitas bersama anak, seperti makan malam, berbagi cerita dan beribadah bersama serta mendampingi anak belajar," tambahnya.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dan membiasakan orang tua untuk berkomunikasi dua arah dengan anaknya minimalnya 20 menit setiap harinya di waktu senggang bisa menimbulkan rasa percaya diri si anak dan berani berterus terang jika terjadi sesuatu.
"Karena kedekatan anak dengan orang tua yang bersifat menyenangkan dan belajar dapat membangun kedekatan emosional antara keduanya," kata Hayati.