Usai liputan HUT Provinsi Babel, wartawati diduga kerasukan
Protokol Pemprov Babel Arie Primajaya mencoba melafalkan sejumlah ayat suci Al Quran di telinga Wahyuni.
Wahyuni seorang wartawati stasiun TV lokal Tanjung Pandan, diduga 'kerasukan' makhluk halus sehingga pingsan. Peristiwa itu terjadi usai meliput malam resepsi perayaan HUT Provinsi Babel ke-14, di Pantai Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Babel, Minggu (23/11) dini hari.
"Saat tiba di hotel usai liputan pada pukul 23.45 WIB, Wahyuni mengirimkan pesan singkat untuk dibawakan minyak angin ke kamarnya. Begitu diketuk, tidak ada jawaban. Lalu masuk ke kamarnya, Wahyuni dalam keadaan seperti tertidur di atas kasurnya," ujar Yudi Aprianto, wartawan TV lokal, di Tanjung Pandan, seperti diberitakan dari Antara, Senin (24/11).
Ia mengatakan, dirinya mencoba membangunkan Wahyuni untuk memberikan minyak angin, namun wartawati bangkanews.com tersebut tak kunjung sadar dari tidurnya.
"Saya lihat giginya terkunci rapat seperti orang kesakitan. Kaki dan tangannya lurus seperti kejang. Saya mulai berpikir aneh dan memanggil teman-teman wartawan lainnya. Kami pun langsung membawa Wahyuni ke rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan, saat tiba di rumah sakit, Wahyuni langsung diberikan cairan infus oleh dokter jaga, namun tidak kunjung sadarkan diri. Sejumlah wartawan yang telah beristirahat di hotel berdatangan menjenguk Wahyuni, begitu pula dengan Kabag Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel beserta para stafnya.
"Diagnosis kami, dia kecapekan, makanya diistirahatkan dulu sembari melihat perkembangannya," ujar dokter jaga rumah sakit.
Melihat kondisi Wahyuni, Kabag Humas dan Protokol Pemprov Babel Arie Primajaya mencoba melafalkan sejumlah ayat suci Al Quran di telinga Wahyuni, yang direspons Wahyuni dengan rintihan seperti perempuan tua. Tubuh Wahyuni pun sempat beberapa kali melenting ke atas, saat mendengar lantunan ayat suci.
Staf Humas dan Protokol Pemprov Babel, Deni, lantas berinisiatif mencarikan dukun setempat, untuk mencoba mengobati Wahyuni. Ajaibnya, setelah diobati dukun setempat, tangan dan kaki Wahyuni yang mengeras seperti kejang berangsur pulih. Ia pun mulai sadarkan diri dan berkomunikasi.
"Waktu di Tanjung Kelayang, leher saya terasa berat sekali. Kemudian saat di kamar, saya merasa ngga enak badan dan meminta bang Yudi membelikan minyak angin. Setelah itu, saya tidak tahu lagi," ujar Wahyuni.