'Ustaz dan tokoh agama jangan mau dibohongi politisi di Pilgub DKI'
'Ustaz dan tokoh agama jangan mau dibohongi politisi di Pilgub DKI'. Ketua PW JQH, Ustadz Achmad Zarkasyi, menyatakan acara halaqah ini digelar dalam rangka memberikan pemahaman kepada para ustaz, kiai dan tokoh agama agar ikut memberikan pemahaman yang benar tentang agama.
Pertarungan Pilgub DKI Jakarta 2017 tak lepas dari isu SARA. Dari larangan memilih pemimpin nonmuslim sampai penolakan mensalatkan jenazah bagi pemilih nonmuslim bergulir di masyarakat.
Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta mengadakan Halaqah demi menetralisir isu-isu SARA yang dimainkan di tengah masyarakat.
Ketua PW JQH, Ustadz Achmad Zarkasyi, menyatakan acara halaqah ini digelar dalam rangka memberikan pemahaman kepada para ustaz, kiai dan tokoh agama agar ikut memberikan pemahaman yang benar tentang agama.
"Agama tidak bisa diseret sedemikian jauh dalam gelanggang politik praktis, apalagi menyebabkan keresahan di tengah umat," kata Achmad Zarkasyi, dalam acara Halaqah Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta dengan tema: Menyikapi Isu SARA dalam Pilkada DKI Jakarta, di Diraja Hotel, Jakarta, disampaikan melalui siaran pers, Minggu (12/3).
Acara halaqah tersebut diisi oleh dua narasumber, yaitu KH Taufik Damas (RelaNU) dan KH Zuhri Yaqub, Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta. Selain dua narasumber tersebut, halaqah ini juga dihadiri oleh KH Ahmad Zahari, Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta yang memberikan kata sambutan.
Ustaz Zarkasyi mencontohkan, spanduk-spanduk yang dipasang di berbagai wilayah dengan ancaman tidak akan mengurus jenazah muslim yang memilih pasangan nomor 2 dalam Pilkada Jakarta. Menurut Ustaz Zarkasyi, ancaman semacam itu sudah tidak masuk akal.
Hal itu menunjukkan kepanikan orang yang menyebarkannya. Dalam hukum Islam (fiqh), mengurus jenazah berhukum fardhu kifayah. Semua orang akan berdosa jika tidak ada yang mau mengurus jenazah di sebuah lingkungan.
Mengurus jenazah itu kewajiban orang yang hidup. Jahat sekali jika urusan jenazah dijadikan alat berpolitik demi merebut kekuasaan. Ancaman tidak mengurus jenazah hanya karena pilihan calon gubernur dalam Pilkada merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
"Para ustaz dan tokoh agama jangan mau dibohongi oleh oknum politisi yang sengaja mengeruhkan suasana dalam Pilkada Jakarta," ujar Zarkasyi.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana cara warga Jakarta memilih pemimpin di Pilkada DKI 2017? Dengan sistem ini, warga Jakarta bisa langsung berpartisipasi memberikan suara untuk menentukan pemimpin mereka hingga 5 tahun ke depan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
Halaqah yang digelar di hotel Diraja, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, dihadiri oleh puluhan ustaz dan tokoh agama yang merasakan adanya cara-cara tidak sehat (mempermainkan agama) dalam memenangkan calon tertentu di Pilkada DKI Jakarta. Menurut mereka, gerakan massif dan sistematis tersebut sudah cukup mengganggu ketenangan masyarakat. Mereka juga menuntut pihak-pihak terkait untuk segera menindak tegas para pelaku penyebaran ancaman tersebut. Jika dibiarkan, kehidupan masyarakat akan terganggu dan akan merusak nilai-nilai persaudaraan umat.
"Politik seharusnya tetap menjaga etika dan kerukunan umat. Jangan menghalalkan segala cara hingga agama pun seperti dibajak sedemikian rupa hanya untuk menjegal pasangan calon tertentu dan memenangkan pasangan calon yang lain," ungkap Zarkasyi.
"Ingat ya, agama itu terlalu suci untuk dibajak demi kepentingan politik sesaat. Saya mengajak agar kita menghentikan cara-cara kotor seperti itu. Jika diteruskan, saya khawatir Pemilik agama, Allah SWT, akan murka pada kita semua," tambah Zarkasyi.
Lebih tegas, Zarkasyi mengajak para tokoh agama untuk kembali menyebarkan ajaran agama yang mendamaikan dan menenangkan umat.
"Islam itu agama rahmat. Para ustaz dan tokoh agama harus mengajarkan nilai-nilai moral dan kebaikan kepada masyarakat. Kita semua bertanggung-jawab di dunia dan akhirat. Jangan sampai agama dijadikan alat untuk menyebar kebencian dan permusuhan. Permusuhan dan kebencian jelas tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sangat luhur ini," tandas Zarkasyi.
Baca juga:
Soal insiden penolakan Djarot di Haul Soeharto, ini kata Timses Ahok
Kata kubu Anies soal jenazah nenek Hindun disalatkan di rumah
Haji Lulung: Tidak mendukung Anies-Sandi sama saja kami mengkhianati
Djarot: Berbeda boleh tapi jangan paksa kehendak, apalagi isu SARA
Ini penjelasan Djarot kenapa Ahok kampanye diam-diam di putaran dua
Dikeluhkan warga, Djarot tegaskan RPTRA buka 24 jam
Djarot ditolak jemaah, Anies sebut jadi pemimpin jangan melecehkan