Usut aliran dana korban Taat Pribadi, pegawai BNI dipanggil polisi
Usut aliran dana korban Taat Pribadi, pegawai BNI dipanggil polisi. Pegawai dari BNI itu dipanggil hari ini ke Jawa Timur untuk berikan keterangan terkait lalu lintas keuangan yang melibatkan almarhumah Najmiah, salah satu korban Kanjeng Dimas Taat Pribadi di Makassar.
Polda Jawa Timur memanggil pegawai Bank Nasional Indonesia (BNI) di Makassar. Pemanggilan tersebut terkait aliran dana warga Sulsel melalu BNI dalam kasus penipuan yang menyeret Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Hal ini diungkap oleh Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Sulsel, Kamis, (20/10).
"Pegawai dari BNI itu dipanggil hari ini ke Jawa Timur untuk berikan keterangan terkait lalu lintas keuangan yang melibatkan almarhumah Najmiah, salah satu korban Kanjeng Dimas Taat Pribadi di Makassar karena almarhumah memanfaatkan bank tersebut untuk arus transaksi uangnya ke Dimas Taat Pribadi," ujar Frans.
Frans mengulang, almarhumah Hajjah Najmiah adalah salah seorang pengikut Dimas Taat Pribadi. Diketahui setelah putra bungsunya, Muhammad Nur Najmul melapor ke Polda Jawa Timur jika ibunya telah menyetor uang ke Dimas Taat Pribadi senilai Rp 200 miliar lebih. Dan yang telah cair dari praktik penggandaan uang Dimas Taat Pribadi diberikan ke Hajjah Najmiah berupa uang tunai dari mata uang asing yang kesemuanya diduga kuat palsu.
Demikian juga dengan batangan emas yang diduga bukan emas asli. Semua pemberian Dimas Taat Pribadi ini telah diboyong penyidik Polda Jawa Timur ke Jawa Timur sebagai barang bukti.
Frans menambahkan saat ini belum ada satu pun warga yang melapor ke Polda Sulsel jika telah jadi korban Dimas Taat Pribadi. Setelah putra dari almarhumah Najmiah, menyusul lagi warga asal Kabupaten Bone di Sulsel melapor ke Polda Jawa Timur jika telah dirugikan Dimas Taat Pribadi senilai Rp 125 juta.
"Belum satu pun yang melapor ke posko pengaduan korban Dimas Taat Pribadi sejak posko dibuka 14 hari lalu. Jika satu saja ada yang melapor ke kita maka kita bisa ungkap sebenarnya berapa jumlah orang Sulsel yang menjadi korban pelaku penggandaan uang, Dimas Taat Pribadi itu karena hingga saat ini datanya masih simpang siur. Ada yang menyebut 3.000 orang, 2.000 orang dan terakhir ada yang sebut 1.600 orang," tandas Frans.