Usut Penyebab Kecelakaan Maut di Km 58, Polisi Cek CCTV Tol Japek
Usia kejadian tersebut juga kepolisian telah melakukan olah TKP awal untuk mengetahui penyebab sementara insiden tersebut.
12 Orang tewas dalam kecelakaan melibatkan dua minibus dan satu bus penumpang.
- Kecelakaan Maut Beruntun Bus dan Dua Truk di Lumajang, Pengemudi Tewas Terjepit
- Ungkap Penyebab Kecelakaan Tewaskan Pemuda di Jaktim, Polisi Periksa Saksi dan CCTV TKP
- Polisi Bakal Periksa PO Bus Putera Fajar dan Karoseri Buntut Kecelakaan di Subang
- Bus Pahala Kencana Tabrak Truk di Tol Tembalang, Dua Orang Meninggal, Lima Luka Ringan
Usut Penyebab Kecelakaan Maut di Km 58, Polisi Cek CCTV Tol Japek
Polri sedang menyelidiki penyebab kecelakaan maut antara satu bus dengan dua minibus di KM 58 Tol Jakarta Cikampek pada ruas tol contraflow. Salah satunya dengan melihat rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
"Tentunya evaluasi ini akan dilakukan dengan memanfaatkan semua data yang dimiliki, baik dari CCTV," ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di pos Jasa Marga KM 70 Cikampek, Jawa Barat, Senin (8/4).
Usia kejadian tersebut juga kepolisian telah melakukan olah TKP awal untuk mengetahui penyebab sementara insiden tersebut. Hasilnya telah didapatkan beberapa catatan.
Beberapa catatan itu juga bakal menjadi bahan evaluasi kepolisian untuk ke depannya. Sebab masih ada arus balik lebaran yang diprediksi puncaknya pada 18 April 2024 nanti.
"Sehingga kemudian ini semua tentunya bis digunakan untuk melakukan perbaikan kedepan," jelas Sigit.
Menhub Sebut Insiden di Km 58 Pelajaran Berharga
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan, Budi Karya turut berdukacita atas tragedi maut di tol Jakarta Cikampek KM 58 yang menewaskan 12 orang akibat kecelakaan dari satu bus dan dua minibus. Ia mengatakan atas insiden tes bakal jadi pembelajaran untuk kedepannya.
"Kami mengucapkan dukacita yang mendalam atas musibah di kilometer 58. Semoga arwah saudara-saudara kita itu bisa mendapat tempat di sisi Allah," kata Budi di kantor Jasa Marga KM 70, Cikampek, Jawa Barat, Senin (8/4).
"Kejadian itu sendiri sama seperti yang disampaikan Pak Kapolri adalah pelajaran yang mahal, dan kita mengambil pelajaran itu untuk mempersiapkan apa yang akan kita lakukan ke depan. Baik apa yang harus kita lakukan maupun peringatan-peringatan kepada para pemudik," sambung dia.
Menurut Budi dari insiden tersebut terdapat perubahan fenomena mudik lebaran kebanding tahun 2023. Dimana apabila di tahun lalu banyak pemudik meningkat mobilitasnya pada saat malam hari. Alhasil di siang harinya ruas jalan tol lebih renggang.
Hal itu juga menjadi penting diketahui oleh masyarakat serta menjadi bahan pembelajaran.
Di satu sisi, masih ada tahapan arus balik lebaran yang diprediksi puncaknya pada 18 April 2024. Budi berpesan kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan selama berkendara nantinya.
"Saya berpesan karena memang nanti akan kelelahan, harus ada suatu cara untuk menyelesaikan di tempat-tempat rest area dan di bahu jalan banyak yang tetap disitu," tutur Budi.