Video Ormas Diduga Bubarkan Diskusi Aktivis Lingkungan soal KTT WWF, Ini Kata Pj Gubernur Bali
Mahendra mengungkapkan, dirinya tidak pernah memberikan arahan lisan maupun tertulis pada pihak manapun terkait untuk mengadakan diskusi tersebut.
Pj gubernur menilai kegiatan diskusi tidak perlu dipermasalahkan apalagi ada upaya untuk dibubarkan karena ini bagian dari kebebasan berekspresi.
- VIDEO: Tutup Debat Pilkada Airin Bahas Kekuasan, Andra Singgung Prabowo Soal Pemimpin Tak Perkaya Diri
- VIDEO: Debat Perdana Pilkada Jateng, Ahmad Luthfi Singgung Perintah Prabowo & Dukungan Jokowi
- VIDEO: Kata Gibran Soal Putusan MA Berpotensi Kaesang Maju Pilgub Jakarta & Perkuat Dinasti Jokowi
- Viral Diskusi Aktivis Lingkungan Soroti Kegiatan KTT WWF di Bali Dibubarkan Ormas, Ini Kata Polisi
Video Ormas Diduga Bubarkan Diskusi Aktivis Lingkungan soal KTT WWF, Ini Kata Pj Gubernur Bali
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya merespons insiden organisasi masyarakat (Ormas) diduga mengusir peserta dan pemateri diskusi People's Water Forum (PWF) yang digelar sejumlah aktivis lingkungan.
Mahendra mengungkapkan, dirinya tidak pernah memberikan arahan lisan maupun tertulis pada pihak manapun terkait untuk mengadakan diskusi tersebut.
“Saya bahkan tidak tahu ada ormas PGN, apalagi ketemu dengan ketua ataupun pengurus PGN,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/5).
Sementara terkait kegiatan PWF atau forum air untuk rakyat yang digelar oleh Pro Demokrasi (Prodem) Bali, kata Mahendra, tidak perlu dipermasalahkan apalagi ada upaya untuk dibubarkan. Mahendra berpendapat forum ini merupakan hak warga negara untuk berekspresi.
"Kami tidak melarang kegiatan untuk berekspresi menyampaikan pendapat, apalagi dilakukan dalam forum akademik, karena agenda PWF tersebut sebenarnya sejalan dengan agenda WWF, yaitu sama-sama bertujuan menjaga ketersedian air untuk kelangsungan kehidupan,” katanya.
Sementara, kritik yang dilontarkan PWF pada penyelenggaraan forum air terbesar dunia WWF ke-10 tahun 2024 di mana Pulau Bali menjadi tuan rumah, menurutnya adalah hal biasa yang harus disikapi dengan positif. Sebab pada dasarnya WWF dan PWF memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menjaga ketersediaan air guna kelangsungan kehidupan.
"Yang utama, kita semua harus harus sepakat bersama-sama menjaga situasi di Bali agar tetap aman, shanti dan nyaman bagi siapapun," ujarnya.
Mahendra Jaya memastikan kejadian tersebut tidak mengganggu jalannya ajang WWF ke-10 tahun 2024 yang telah dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, Senin (20/5) lalu di Kawasan ITDC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Sebelumnya, viral di media sosial (Medsos)
kegiatan The People's Water Forum (PWF) yang dilaksanakan oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan aktivis lingkungan dibubarkan oleh puluhan orang dari salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas) di Bali, pada Senin (20/5) kemarin.
Pembubaran itu, dilakukan sebuah hotel di Jalan Hayam Wuruk, Kota Denpasar. Sementara, acara tersebut merupakan sebuah agenda untuk merespons dan mengkritisi perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Sementara, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menerangkan, pada Senin (20/5) kemarin, ada sekelompok aktivis yang sedang melaksanakan diskusi di dalam ruangan hotel di Jalan Hayam Wuruk Denpasar.
"Tiba-tiba didatangi dan diminta untuk menghentikan kegiatan, menurut salah satu aktivitas yang live di salah satu medsos Facebook mengaku kegiatan tersebut diminta untuk dihentikan oleh kelompok (ormas) dan mengaku spanduk-spanduknya diturunkan dan dibawa," kata Kombes Jansen, Senin (21/5).