Viral Belasan Kucing Mati Mendadak di Malang
Kematian massal kucing yang diduga akibat racun di Kota Malang ini memicu kepedulian dari berbagai kalangan.
Peristiwa kematian 16 ekor kucing yang diduga diracun mengejutkan warga di Jalan Danau Maninjau Barat Blok 1B, Sawojajar, Kota Malang. Dugaan kuat menyebutkan bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh individu yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja menyebarkan racun.
Sebagai respons, pengurus RT 1-4 RW 8 Blok B1 Danau Maninjau Barat membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini. Salah satu tugas tim tersebut adalah melacak pelaku yang diduga bertanggung jawab atas kematian massal kucing yang terjadi antara 5 hingga 10 Oktober 2024.
- Viral Momen Pilu Orang Tua Rayakan Ultah Anaknya yang Sudah Meninggal, Kuburan Dihiasi Balon hingga Kue Ultah
- Viral Bangkai Kucing Dipakukan ke Pohon di Malang, Warga Merasa Diteror
- Viral Bocah Dibacok Kelompok Remaja di Magelang, Korban Alami 12 Luka Tusukan
- Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian
Bambang Priyadi, Ketua RT 3, mengungkapkan bahwa tim lintas RT telah mendapatkan informasi yang mengarah kepada tiga orang yang diduga sebagai penyebar racun. Tindakan keji ini menyebabkan 16 kucing mati dengan gejala seperti mulut berbusa dan mengeluarkan darah.
"Ada penyandang dana atau pemberi uang, ada yang bagian beli racun dan seorang lagi menyebarkannya," jelas Bambang pada Kamis (17/10).
Informasi tersebut diperoleh dari anggota tim berdasarkan pengakuan salah satu dari tiga orang terduga, yang juga merupakan warga di Blok 1B. Diduga, mereka tidak menyebarkan racun di lokasi yang terpantau kamera CCTV di RT 1 dan 4.
"Tiga orang itu beda RT, tidak terekam karena tahu lokasi mana ada CCTV," tambah Bambang.
Salah satu terduga yang telah mengaku menyatakan bahwa alasan di balik tindakan meracun kucing tersebut adalah rasa jengkel karena jumlah kucing yang terlalu banyak mengganggu kenyamanan keluarganya.
"Memang bukti nyata tidak ada, tapi kami akan kejar terus sampai mereka mengaku," tegasnya.
Pengurus RT di Blok 1B Danau Maninjau Barat berniat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun, jika mereka tetap bersikukuh, penanganan kasus ini akan diserahkan kepada pihak kepolisian. Bambang sendiri mengalami kehilangan kucing peliharaannya yang menunjukkan gejala keracunan.
Ketika dia pulang dari salat subuh di masjid pada Sabtu, 5 Oktober, kucingnya yang berada di luar masuk ke rumah dengan menjulurkan lidahnya berkali-kali.
"Seperti mengeluh karena merasakan sesuatu, setelah itu kejang dan mati. Ada busa di mulutnya," ungkapnya.
Dalam beberapa hari, enam warga lainnya juga melaporkan bahwa kucing peliharaan mereka mati dengan gejala yang sama. Total, terdapat 16 ekor kucing yang mati dan dikubur oleh warga dalam waktu yang berbeda akibat keracunan.
Peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial, sehingga Babinsa Polsek Kedungkandang dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) segera turun ke lokasi. Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai siapa pelaku dan jenis racun yang digunakan.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menyatakan bahwa tim dokter dari bidang kesehatan hewan tidak dapat mengambil sampel karena kucing tersebut telah dikubur selama tiga minggu. Akibatnya, sulit untuk memastikan jenis racun yang digunakan.
"Harus dibuktikan secara medis dulu, tapi kalau melihat gejalanya ya mengarah keracunan," ungkap Husnan.
Untuk mencegah masalah lebih lanjut terkait kucing, Husnan mengimbau kepada masyarakat agar lebih memperhatikan perawatan hewan peliharaan mereka.
Selain memberikan makanan yang cukup, pemilik juga disarankan untuk menyiapkan kandang dan pasir agar hewan peliharaan tidak berkeliaran dan buang kotoran sembarangan. Dengan cara ini, diharapkan dapat mengurangi potensi masalah yang ditimbulkan oleh hewan peliharaan di lingkungan sekitar.