Viral Rekaman Diduga Suara Pejabat Polri hingga TNI di Batubara Dukung Prabowo, Begini Faktanya
Viral suara diduga Dandim, Bupati, Kapolres sampai Kajari Batubara yang mendukung Prabowo-Gibran
Viral suara diduga sejumlah pejabat daerah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut) mendukung paslon 02
Viral Rekaman Diduga Suara Pejabat Polri hingga TNI di Batubara Dukung Prabowo, Begini Faktanya
- Viral Akun Fufufafa Diduga Milik Gibran Hina Prabowo, Ini Respons Istana
- Viral Wanita Diduga Anggota Baru Dilantik Ngomong Tak Pantas di Medsos, Ini Kata Ketua DPRD Bukittingi
- Viral Surat Suara Prabowo Subianto nomor urut 3 dan Ganjar nomor 2, Begini Kata KPU
- Viral Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, TKN Singgung Pihak yang Iseng dan Nakal
Sebuah rekaman suara yang diduga dilakukan oleh sejumlah pejabat daerah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut) bernarasikan dukungan untuk capres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka viral di media sosial.
Dalam unggahan akun Tiktok @nasionalcorruption bocoran suara itu diduga Dandim, Bupati, Kapolres sampai Kajari Batubara yang mendukung Capres nomor urut 02.
"Bocor, rekaman perbincangan antara Dandim Bupati, Kapolres dan Kajari di Batubara," tulis caption dalam akun tersebut.
Dalam rekaman terdengar perbincangan sejumlah orang yang pada intinya agar masing-masing kepala desa memenangkan Capres 02 dalam Pilpres 2024.
"Ya perkecamatan aja tuh ya tambah-tambah lah. Jadi untuk kepala desa ini langsung aja kita diarahkan ke 02 judul yang pertama. Tidak ada cerita lain, tidak ada cerita alasan apapun. Menangkan kosong dua di desa masing-masing," ucap seseorang dalam rekaman tersebut.
Selanjutnya terdengar perbincangan perihal penggunaan dana desa senilai Rp100.000 untuk dikirim ke masing-masing desa. Bahkan para pejabat juga disebutkan mulai sari Penjabat hingga pihak Kejaksaan Negeri
"Terkiat masalah peluru itu masih diupayakan dengan izin supaya sebelum pilpres keluar. Dengan catatan 100.000 dikeluarkan uang dari situ dari Dana desa tu, 50 dikirim kesana untuk mereka pergunakan apalah serangan sama mereka," kata pria misterius tersebut.
"Itu ada penggunanya PJ di situ kapolres disitu, dandim disitu, Kejari disitu penggunaanya itu. Penggunaan untuk pilpres," sambungnya
Pria tersebut bahkan menegaskan nantinya tidak akan ada pemeriksaan bagi pejabat-pejabat yang mendukung paslon 02. Dengan catatan telah berkomitmen.
"Jadi yang 50 tinggal di desa dan ini macam tahun lalu lah. Kan udah tau-tau lah itu senior kan dan ini mudah-mudahan tidak ada pemeriksaan terksit 2024. Karena itu sudah komitmen tadi tidak ada pemeriksaan tapi dengan catatan kita pun harus komitmen juga lah," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan Polri tetap akan bersikap netral dalam kontestasi pemilu 2024.
Hal itu pun juga telah termaktub dalam UU No.2 Tahun 2002 Tentang Polri Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2) , Anggota Polri tidak menggunakan hak memilih dan dipilih.
"Dalam rangka memelihara kehidupan bernegara dan bermasyarakat serta profesionalisme, Polri berkomitmen untuk bersikap netral dan tidak melakukan kegiatan politik praktis dalam setiap kontestasi Pemilu 2024," tegas Trunoyudo kepada wartawan, Senin (15/1)
"Hal tersebut dilaksanakan untuk memastikan pemilu berjalan aman, damai dan berintegritas serta berkualitas," pungkasnya.
Selain itu Trunoyudo menyebut, pihaknya telah melakukan penelusuran dugaan Kapolres Batubara yang terlibat. Hasilnya tidak benar kepolisian terlibat mengarahkan pemenangan Capres 02.
"Polda Sumatera Utara sudah melakukan penelusuran dan hasilnya di informasikan tidak benar (Hoaks), atau suara tersebut bukan merupakan suara Kapolres Batubara bersama Forkompimda lainnya," terang dia.
Secara terpisah, Kapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar, mengatakan Forkopimda Batubara tidak pernah menyampaikan pesan seperti dalam rekaman suara yang beredar.
"Forkopimda Batubara tidak pernah menyampaikan sebagaimana percakapan yang viral di Medsos. Rekaman percakapan tersebut juga tidak bisa dibuktikan kebenarannya," terang Gumilar.
Terkait dengan apakah pihak TNI akan menelusuri dugaan rekaman hoaks itu, Gumilar menyebut akan menyerahkan ke pihak terkait.