Viral Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, TKN Singgung Pihak yang Iseng dan Nakal
"Saya kira yang nakal-nakal gitu selalu ada. Enggak ada masalah kita," kata Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko mengatakan stiker Prabowo-Gibran merupakan ulah iseng dari oknum tertentu
Viral Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, TKN Singgung Pihak yang Iseng dan Nakal
Viral di media sosial adanya bantuan sosial (bansus) beras Bulog yang ditempel stiker Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Terkait hal itu, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan stiker Prabowo-Gibran merupakan ulah iseng dari oknum tertentu. Namun, dia menegaskan tidak akan mempermasalahkan soal beras bergambar Prabowo-Gibran yang viral di media sosial X.
"Saya kira yang nakal-nakal gitu selalu ada. Enggak ada masalah kita, kalau ada orang menyalahgunakan seperti itu enggak ada masalah,"
kata Budiman kepada wartawan di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (26/1).
" loading="lazy" width="375" height="225">
Budiman justru menyinggung soal adanya surat suara di Taiwan yang sudah tercoblos ke Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Silahkan begini, kita ini pendukung ada banyak banget. Saya kira, kita juga yakin ketika ada surat suara yang di Taiwan dicoblos nomor 3, saya yakin itu juga bukan bukan kehendaknya 03, ya" katanya.
Wapres Minta Bawaslu Selidiki
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengemukakan Badan Pengawas Pemilihan Umum RI seharusnya menyelidiki isu dugaan politisasi beras bantuan sosial yang dijadikan sarana kampanye pada Pemilu 2024.
"Saya kira kalau masalah-masalah yang berkaitan dengan pemilu atau kampanye supaya disampaikan kepada Bawaslu saja," kata Wapres Ma'ruf ketika ditemui wartawan di Jakarta, dilansir Antara, Kamis (25/1).
Pernyataan itu disampaikan Wapres Ma'ruf saat menanggapi foto beras Bulog yang ditempel stiker pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang beredar di media sosial X.
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Biar nanti Bawaslu yang memberikan (keputusan), apakah ada pelanggaran atau tidak," kata Wapres.
Penjelasan Bulog
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurti mengatakan bahwa Bulog tidak pernah menempelkan atribut apa pun pada kemasan beras, selain label Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog.
Bayu menjelaskan bahwa beras SPHP sangat mudah didapatkan masyarakat karena Bulog bekerja sama dengan berbagai jaringan distributor sampai ke ritel modern dalam pemasarannya.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi juga memastikan tidak ada satu pun logo yang ditempelkan dalam kemasan beras bansos tersebut, selain logo Bapanas dan Bulog.
Namun, Arief mengaku sulit untuk mengatur beras yang sudah disalurkan dan sudah sampai ke masyarakat.
"Kan kita enggak tahu dibeli siapa saja, jadi memang agak sulit ngaturnya kalau sudah di masyarakat. Tetapi yang pasti, dari kami tidak ada memuat stiker yang lain,"
ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
