Viral Turis Jalan Kaki ke Bandara Bali Akibat Macet Parah, Ini Penjelasan Petugas
Petugas menyebutkan, terkait adanya kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai terus memonitor kecepatan in-out kendaraan.
Kemacetan yang terjadi di ruas jalan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Jumat (29/12) kemarin.
- Viral Turis Asing Lakukan Tindakan Asusila di Kawasan Wisata Bali, Sandiaga Uno: Deportasi dan Larang Masuk Indonesia
- Viral Wisatawan Dua Kali Dipungut Biaya Masuk di Pantai Bira, Ini Penjelasan Pemkab Bulukumba
- Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini
- Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024
Viral Turis Jalan Kaki ke Bandara Bali Akibat Macet Parah, Ini Penjelasan Petugas
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub ) Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta meresponS soal kemacetan yang terjadi di ruas jalan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Jumat (29/12) kemarin.
Ia menilai, bahwa soal kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, seharusnya tidak terjadi jika melihat tren kendaraan keluar masuk di dua Pelabuhan di Bali yaitu di Pelabuhan Gilimanuk, di Kabupaten Jembrana dan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem, Bali, dan juga tren kendaraan keluar masuk di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
"Kalau melihat trend kendaraan masuk dan kendaraan keluar dan kemudian trend kendaraan di bandara, sepertinya kejadian kemarin itu agak sedikit anomali dengan data," kata Samsi, saat dihubungi, Sabtu (30/12) malam.
Ia menerangkan, kejadian macet yang terjadi kemarin Jumat (29/12) dari data kendaraan yang keluar masuk di Bandara I Gusti Ngurah Rai tercatat 68 ribu dan bila dibandingkan pada tanggal 23 Desember 2023 lalu kendaraan yang keluar masuk Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 75 ribu tetapi pada saat itu tidak terjadi kemacetan.
"Karena data kemarin itu, sebetulnya kejadian macet kemarin di bandara itu produksinya (kendaraan) hanya 68 ribu in-out. Sedangkan di tanggal 23 Desember itu 75 ribu (kendaraan keluar masuk) dan tidak macet," ujarnya.
"Kemudian, selisih antara masuk dan keluar kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk itu juga sampai dengan hari ke delapan selisih hanya sekitar 4 ribu kendaraan. (Memang) lebih banyak yang masuk dibandingkan yang keluar sampai hari ke 8 posko. Tetapi, itu perbedaan sekitar 2 ribu di daerah Pelabuhan Padangbai dan keluarnya lebih besar. Sehingga, kalau kita lihat sebetulnya ada perbedaan 2 ribu kendaraan, sehingga kita lihat kemacetan ini tidak terjadi dari sisi data," katanya.
"Dengan situasi yang seharusnya tidak macet, ini yang sebenarnya pertanyaan kita. Apakah, sebenarnya terjadi kelambatan penguraian pada saat mau menjelang interlock, kita agak terlambat mengurai, sehingga terlanjur menjadi interlock. Kalau, melihat data seharusnya tidak (macet ), tapi kenyataannya terjadi macet. Sehingga, kita sampai sekarang, kita mencari tau sumber masalahnya di mana," jelasnya.
Menurutnya terjadinya kemacetan pada Jumat (29/12) kemarin, karena ada mobilitas orang dengan aktivitas yang cukup tinggi sehingga jumlah pergerakan kendaraan juga besar.
"Ada kemungkinan kemacetan terjadi, karena sebetulnya terjadi pergerakan dengan jumlah kendaraan yang cukup besar dan itu terjadi kemarin. Iya, artinya ada perbedaan perilaku sekarang, ini traffic yang jauh lebih rendah yang masuk, istilahnya selisihnya, walaupun jumlah masuk-nya memang banyak. Artinya, ini ada kenaikan jumlah orang yang datang dengan mobilitas (aktivitas tinggi), seperti ini kita harus hati-hati," ujarnya.
Pihaknya juga menyebutkan, terkait adanya kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai terus memonitor kecepatan in-out kendaraan.
"Yang jelas, kita sekarang monitor betul kecepatan in-out di bandara. Jangan sampai bandara juga menumpuk, banyak orang parkir di situ. Kalau bisa in-out lancar dan kemudian kalau memang terjadi penumpukan jangan terus-terusan dipaksakan masuk ke situ," sebutnya.
Ia menyampaikan, bahwa untuk kemacetan di Bali akan terjadi sepanjang libur nataru dan tentu beberapa Destinasi Tempat Wisata (DTW) di Bali mengalami kemacetan karena wisatawan banyak berkunjung.
"Kalau kita sih melihat, kalau nataru ini sepanjang libur panjang beberapa DTW akan terjadi kemacetan, karena ada orang akses atau parkir dan sebagainya. Jadi pasti akan terjadi kemacetan di DTW karena jalan kita melintas di DTW itu," ujarnya.
Ia juga mengatakan, bahwa jumlah kendaraan di Pulau Dewata baik roda dua dan empat total sekitar 4,7 juta kendaraan.
"Kendaraan di Bali total 4,7 juta. Tetapi sekarang dengan banyaknya wisatawan, apalagi lagi kendaraan dari luar Bali yang masuk, mereka bawa kendaraan dari Jawa, memang jumlah kendaraan masuk besar dan naik tetapi jumlah kendaraan keluar juga besar. Sehingga, kalau dilihat ada kemungkinan ini kemacetan terjadi karena mobilisasi yang besar jadi pergerakan orang untuk beraktivitas di Bali lumayan tinggi," ujarnya.
Pihaknya menyampaikan, untuk titik lokasi kemacetan di Bali selama nataru ini ada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan atau Sarbagita dan juga di Kabupaten Bangli.
"Sekarang di Sarbagita, di (Kecamatan) Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan (Kabupaten Badung), di Sanur (Kota Denpasar ), Bedugul, (Kabupaten Tabanan) Ubud (Kabupaten Gianyar) dan juga di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Itu wilayah yang mengalami kemacetan karena adanya destinasi," ujarnya.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan kemacetan di sepanjang jalan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah, Bali, dan menjadi viral di media sosial, pada Jumat (29/12).
Di video tersebut, terlihat di Jalan Tol Bali Mandara, kendaraan roda empat tidak bergerak dan macet. Sehingga, para turis asing yang terjebak kemacetan turun dari kendaraan untuk menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sehingga tak telat mengejar keberangkatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bahkan, para turis harus menggeret kopernya dan berjalan kaki menuju Bandara I Gusti Ngurah yang masih cukup jauh.
Sementara, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kompol I Made Berata membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya menyatakan, sempat membantu sekitar 10 turis asing yang berjalan kaki menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, untuk mengejar keberangkatan."Iya ada kita lihat karena mungkin mepet waktunya mereka jalan dan kita bantu juga di sini ada 10 orang (turis)," kata Kompol Berata, saat dihubungi Jumat (29/12) malam.
"Domestik sama bule sama, mereka berangkat sore sama malam, lumayan banyak. Kalau domestik yang jalan kaki itu ada tiga orang, ada yang bawa koper ada yang bawa tas, tadi ketemu di gapura masuk bandara. Kita bonceng pakai sepeda motor, iya kebetulan ada ojek online juga kita stopin, ojeknya berkenan, mereka juga bayar ke (ojek online) dan dibantu mereka," imbuhnya.