Wacana pembangunan jalur kereta api Yogya-Magelang butuh dana besar
Wacana pembangunan jalur kereta api Yogya-Magelang butuh dana besar. Saat ini opsi pembuatan jalur rel baru dinilai lebih efisien ketimbang menghidupkan lagi rel lama.
Wacana pembangunan jalur kereta api dari Yogyakarta menuju Magelang masih terus dikaji Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat jalur kereta api baru menjadi pertimbangan tersendiri bagi Kemenhub.
"Diperkirakan jalur kereta sepanjang 40 kilometer (km). Perhitungan pembangunan rel kereta infrastrukturnya per kilometer mencapai Rp 400 miliar. Hitung saja. Tinggal kalikan Rp 400 miliar dengan 40. Besar sekali itu," ujar Budi Karya saat mengunjungi Stasiun Tugu Yogyakarta, Selasa (27/12).
Budi Karya menjelaskan bahwa pembangunan jalur rel kereta yang ditujukan untuk memermudah akses menuju ke Candi Borobudur tersebut bisa saja menggunakan jalur kereta api lama. Akan tetapi rel kereta api jurusan Yogyakarta-Magelang jalur yang lama sudah lama mati. Untuk menghidupkannya, tidak dimungkinkan sebab masalah sosial dan hukumnya jauh lebih banyak dibandingkan membangun rel baru.
"Tidak mungkin menghidupkan rel kereta api yang lama. Secara teknis masih bagus namun masalah sosial dan masalah hukumnya jauh lebih berat," terang Budi Karya.
Budi Karya memaparkan bahwa besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jalur rel Yogyakarta-Magelang, baru bisa direalisasikan rencana tersebut paling cepat tahun 2020. Untuk pendanaan, pihak Kemenhub masih menjajaki masuknya investor.
"Kita lagi mau lihat investor dalam atau luar negeri untuk pembiayaan. Lagi kita jajaki," pungkas Budi Karya.
Jalur kereta api Yogyakarta-Magelang merupakan jalur lama. Akan tetapi jalur kereta ini sudah tak lagi dioperasikan sejak tahun 1978. Pembangunan jalur rel kereta api Yogyakarta-Magelang direncanakan akan digunakan untuk mendongkrak jumlah pengunjung Candi Borobudur.