Wamenkes: Kenzie Obesitas Disebabkan Kelainan Genetik
Wamenkes mengatakan salah satu bentuk intervensi bedah pada pasien obesitas dapat dilakukan dengan cara memendekkan panjang usus pasien, sehingga serapan makanan lebih rendah.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono melaporkan kasus balita obesitas yang dialami Muhammad Kenzie Alvaro di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, disebabkan oleh kelainan genetika.
"Kasus obesitas sudah ditangani dengan baik, itu sebabnya adalah kelainan genetik. Kami akan melakukan evaluasi apakah perlu melakukan tindakan bedah," kata Wamenkes Dante Saksono Harbuwono usai menghadiri peresmian Gedung Kanigara di RSCM Jakarta, Jumat (3/3).
-
Kenapa obesitas dapat menyebabkan penyakit? Lemak yang berlebihan dapat mengakumulasi di sekitar organ vital, termasuk jantung, dan menyebabkan tekanan darah tinggi serta peningkatan kadar kolesterol.
-
Dimana kasus obesitas meningkat drastis? "Ada peningkatan yang begitu drastis di masyarakat tentang obesitas,” kata dia, dilansir dari ANTARA
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
-
Apa saja ciri khas anak yang mengalami obesitas? Anak dengan obesitas biasanya memiliki berat badan yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ini bisa dilihat dari penampilan fisik mereka yang lebih besar dan lebih berisi. Berat badan yang berlebih ini bukan hanya karena lemak tubuh, tetapi juga bisa karena massa otot, tulang, atau air yang berlebih.
-
Siapa yang harus berhati-hati dengan risiko obesitas? Firlianita memberikan peringatan khusus kepada mereka yang sudah masuk kategori kelebihan berat badan, terutama jika terukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 23-25.
-
Siapa yang paling banyak mengalami obesitas di wilayah penyangga ibu kota? Yang mencengangkan, obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota.
Wamenkes mengatakan salah satu bentuk intervensi bedah pada pasien obesitas dapat dilakukan dengan cara memendekkan panjang usus pasien, sehingga serapan makanan lebih rendah.
Hingga saat ini, kata dia, tim bedah RSCM yang terdiri dari lebih sepuluh dokter, masih melakukan observasi terhadap Kenzie, mengingat usianya yang baru menginjak 16 bulan.
"Pendekatannya lainnya dapat dilakukan dengan terapi diet. Terapi bedah bila diperlukan, kami sedang evaluasi apakah cukup umur untuk melakukan tindakan bedah dan edukasi setelah perkembangan," kata Wamenkes.
Pada lokasi yang sama Direktur RSCM Jakarta Lies Dina Liastuti mengatakan kasus yang dialami Kenzie termasuk langka.
"Jadi enggak mudah untuk mencari penyebabnya, bukan hanya karena pola makan tapi karena masalah faktor genetika, dan itu nggak banyak kasusnya, jadi itu sedang diambil beberapa pemeriksaan yang belum keluar," katanya.
Menurut Lies, RSCM melibatkan dokter dari beberapa divisi, diantaranya dokter spesialis dan dokter subspesialis.
"Ada dokter anak, dokter ginjal, dokter gizi, dari divisi penyakit langka masih berkolaborasi untuk mengetahui penyebabnya," kata Lies.
Ia memperkirakan hasil pengecekan laboratorium Kenzie akan dilaporkan paling lambat dalam 28 hari.
Kenzie adalah balita berusia 16 bulan dengan bobot 27 kilogram asal Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pemerintah setempat telah merujuk Kenzie ke RSCM sejak dua pekan lalu untuk berkonsultasi pada pakar gizi.
Anak dari pasangan Pitriah dan Sopiyan itu difasilitasi anggaran Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan selama proses pemulihan berat badan.
(mdk/ded)