Waspadai Kebiasaan yang Bikin Cepat Pikun, Termasuk Bergadang hingga Mageran
Tidak hanya faktor genetik yang berperan, gaya hidup dan pilihan sehari-hari kita juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan otak.
Pikun tidak hanya karena faktor usia. Kebiasaan yang bikin cepat pikun juga bisa berkontribusi.
Waspadai Kebiasaan yang Bikin Cepat Pikun, Termasuk Bergadang hingga Mageran
Seiring bertambahnya usia, menjaga kesehatan otak menjadi semakin penting untuk memastikan kualitas hidup yang baik. Namun, tanpa disadari, banyak dari kita melakukan kebiasaan sehari-hari yang ternyata dapat mempercepat penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan risiko pikun. Tidak hanya faktor genetik yang berperan, gaya hidup dan pilihan sehari-hari kita juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan otak. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang apa saja kebiasaan yang bikin cepat pikun.
Bergadang:
Bergadang atau kurang tidur dapat memengaruhi kemampuan mempelajari hal baru hingga 40 persen. Kurang tidur juga memengaruhi hipokampus otak, yang bertanggung jawab untuk membuat memori baru.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena tubuh menjadi terlalu lelah dan tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaan.
-
Apa saja kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko demensia? Beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampak tak berbahaya sebenarnya dapat meningkatkan risiko demensia, dan penting untuk memahami dampaknya. Berikut adalah enam kebiasaan tersebut: Tidak Bergerak atau Terlalu Lama Duduk Olahraga, terutama jenis aerobik, terbukti dapat membantu mengurangi gangguan kognitif dan risiko demensia.
-
Kenapa begadang bisa meningkatkan risiko demensia? Kebiasaan begadang dapat mengubah proses alami dalam tubuh, seperti metabolisme dan keseimbangan zat-zat yang mengatur fungsi tubuh.
-
Apa aja kebiasaan buruk yang ganggu otak? Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat merusak sel-sel otak, menghambat aliran darah dan oksigen ke otak, atau mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak.
-
Kenapa begadang bisa menyebabkan berbagai penyakit serius? Perlu diketahui bahwa tubuh memerlukan waktu tidur yang cukup untuk memperbaiki jaringan, mengatur hormon, dan menjaga sistem kekebalan tubuh. Apabila tidur terganggu, sistem kekebalan tubuh pun akan turut melemah, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
-
Apa saja dampak buruk begadang pada tubuh? Dari penurunan kualitas tidur hingga gangguan kesehatan serius, kebiasaan ini dapat mengganggu keseimbangan fisik dan mental seseorang.
-
Apa kebiasaan buruk yang bisa memperpendek usia? Kebiasaan buruk yang terus menerus dilakukan bisa memicu berbagai penyakit serius yang mempercepat penuaan dan menurunkan kualitas hidup.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa seseorang mendapatkan tidur yang cukup setiap malam, yaitu sekitar 7-9 jam untuk orang dewasa.
Multitasking:
Mengerjakan beberapa tugas pada waktu yang sama dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan lebih banyak kelupaan. Multitasking mengganggu atensi dan penyerapan informasi, sehingga informasi tidak sepenuhnya diserap.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena tidak memberikan perhatian penuh pada tugas-tugas yang sedang dikerjakan.
Multitasking juga dapat menyebabkan stres, yang dapat memengaruhi kesehatan otak. Stres dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan menghambat pertumbuhan sel baru.
Oleh karena itu, penting untuk fokus pada satu tugas pada suatu waktu dan menyelesaikannya sebelum beralih ke tugas lain.
Malas Bergerak:
Kebiasaan tidak banyak bergerak berkontribusi pada kesulitan mengingat. Aktivitas fisik atau olahraga meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu melindungi sel-sel otak. Riset menemukan bahwa kebiasaan tidak banyak bergerak berhubungan dengan penipisan di beberapa bagian otak yang penting untuk mengingat.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Selain itu, olahraga dapat meningkatkan produksi hormon yang membantu mempertahankan kesehatan otak, seperti serotonin dan dopamine.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit per hari, 3-4 kali seminggu.
Kurang Asupan Vitamin B1 dan B12:
Sering lupa juga bisa disebabkan kurang asupan vitamin B1 atau B12. Vitamin B1 atau tiamin adalah kunci pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi sel. Sementara vitamin B12 membantu menjaga kesehatan darah dan sel saraf.
Bagian otak yang berhubungan dengan memori lebih rentan terhadap kerusakan akibat kurang asupan vitamin B1 dan B12.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena otak tidak dapat memproses informasi dengan baik.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa asupan vitamin B1 dan B12 dalam diet mencukupi, terutama untuk orang yang tidak mengonsumsi makanan hewani atau makanan yang kaya akan vitamin ini.
Konsumsi Alkohol Berlebihan:
Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan atrofi otak dan hilangnya ingatan dini. Alkohol berdampak pada hippocampus, yang sebagian besar bertanggung jawab untuk memori. Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena otak tidak dapat memproses informasi dengan baik.
Selain itu, alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak yang dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari atau mengurangi konsumsi alkohol, terutama untuk orang yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah kesehatan otak.
Merokok:
Merokok merusak sel otak dan menghambat pembentukan sel baru pada hipokampus. Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena otak tidak dapat memproses informasi dengan baik. Merokok juga dapat menyebabkan demensia, yang menyumbang 10 persen dari seluruh kasus demensia.
Selain itu, merokok dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak, yang dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari atau mengurangi konsumsi rokok, terutama untuk orang yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah kesehatan otak.
Lingkungan yang Berantakan:
Lingkungan yang berantakan dapat membuat seseorang menjadi gampang lupa. Hal ini karena lingkungan yang kacau dapat mengganggu atensi dan penyerapan informasi.
Oleh karena itu, penting untuk menemukan sistem penyimpanan yang cocok, seperti mencatat di buku khusus atau membuat jadwal.
Selain itu, lingkungan yang teratur dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan produktivitas.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga lingkungan yang sehat dan teratur, terutama di tempat kerja atau tempat belajar.
Kurang Asupan Lemak Jenuh Tinggi:
Kurang asupan lemak jenuh tinggi, seperti kue keju mentega dan daging merah, dapat meningkatkan risiko masalah kognitif. Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena kurangnya nutrisi yang diperlukan oleh otak.
Lemak jenuh tinggi membantu mempertahankan kesehatan sel-sel otak dan meningkatkan produksi hormon yang membantu mempertahankan kesehatan otak.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa asupan lemak jenuh tinggi dalam diet mencukupi, terutama untuk orang yang tidak mengonsumsi makanan hewani atau makanan yang kaya akan lemak ini.
Konsumsi Makanan Cepat Saji:
Meskipun terdapat beragam pendapat mengenai hubungan antara pola makan dan kondisi otak, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan cepat saji dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Hal ini dapat menyebabkan seseorang sering lupa karena kurangnya nutrisi yang diperlukan oleh otak. Makanan cepat saji biasanya tinggi gula, lemak, dan garam, yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan menghambat pertumbuhan sel baru.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari atau mengurangi konsumsi makanan cepat saji, terutama untuk orang yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah kesehatan otak.
Lingkungan yang Kotor:
Lingkungan yang kotor dapat membuat seseorang menjadi gampang lupa. Hal ini karena lingkungan yang kotor dapat mengganggu atensi dan penyerapan informasi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga lingkungan yang sehat dan teratur, terutama di tempat kerja atau tempat belajar. Lingkungan yang teratur dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan produktivitas. Selain itu, lingkungan yang sehat dapat membantu mencegah penyebaran penyakit, yang dapat berdampak pada kesehatan otak.