Gaya Hidup Tidak Sehat Bisa Meningkatkan Risiko Terjadinya Demensia
Demensia merupakan salah satu ancaman kesehatan yang bisa berisiko terjadi akibat gaya hidup tidak sehat.
Demensia merupakan salah satu ancaman kesehatan yang bisa berisiko terjadi akibat gaya hidup tidak sehat.
-
Apa saja kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko demensia? Beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampak tak berbahaya sebenarnya dapat meningkatkan risiko demensia, dan penting untuk memahami dampaknya. Berikut adalah enam kebiasaan tersebut: Tidak Bergerak atau Terlalu Lama Duduk Olahraga, terutama jenis aerobik, terbukti dapat membantu mengurangi gangguan kognitif dan risiko demensia.
-
Makanan apa yang bisa meningkatkan risiko demensia? Penelitian menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki kadar asam elaidat (jenis lemak trans yang umum) tertinggi dalam darah mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami demensia.
-
Kenapa Demensia bisa terjadi? Demensia bukan penyakit, bisa terjadi ketika otak mengalami penurunan kondisi karena penyakit alzheimer, parkinson, serangan stroke, dan trauma kepala.
-
Bagaimana demensia mempengaruhi kehidupan sehari-hari? Kondisi ini jika tidak segera diatasi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
-
Apa itu Demensia? Demensia adalah gangguan kognitif yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan pengambilan keputusan individu.
-
Apa itu demensia? Demensia, termasuk Alzheimer, adalah penyakit yang tidak hanya mempengaruhi penderitanya, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan.
Gaya Hidup Tidak Sehat Bisa Meningkatkan Risiko Terjadinya Demensia
Demensia merupakan kondisi ketika kemampuan kognitif seseorang terganggu, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup. Menurut Dokter Spesialis Neurologi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Ratih Puspa, gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape, serta kebiasaan begadang, dapat secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Dilansir dari Antara, Ratih menjelaskan bahwa gangguan kognitif pada demensia tidak hanya mempengaruhi kemampuan berpikir, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatri seperti sering marah, berhalusinasi, dan perilaku tidak wajar seperti berjalan-jalan di tengah malam.
Demensia lebih banyak ditemui pada orang lanjut usia, karena pada masa tersebut terjadi proses degeneratif yang menyebabkan penurunan fungsi tubuh secara umum. Ratih menambahkan bahwa salah satu faktor risiko utama demensia adalah stroke berulang.
Di Indonesia, jenis demensia yang banyak ditemui adalah demensia vaskular yang disebabkan oleh stroke. Demensia vaskular ini sangat terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape serta kebiasaan begadang.
Kebiasaan begadang dapat mengubah proses alami dalam tubuh, seperti metabolisme dan keseimbangan zat-zat yang mengatur fungsi tubuh. Menurut Ratih, saat begadang, proses alami dalam tubuh berubah, seperti metabolisme dan zat-zat yang mengatur keseimbangan dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya demensia meningkat.
Meskipun sesekali begadang untuk keperluan tertentu mungkin tidak berbahaya, namun kebiasaan begadang yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif jangka panjang pada kesehatan otak.
Ratih menyarankan agar masyarakat mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat untuk mencegah risiko demensia. Pola hidup sehat yang disarankan meliputi konsumsi makanan bergizi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, serta rutin melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang dianjurkan termasuk senam lansia, yang tidak hanya bermanfaat bagi lansia tetapi juga dapat dilakukan oleh semua golongan usia. Senam lansia bisa menjadi awal untuk berolahraga yang lebih intens atau mencoba jenis olahraga lain seperti aerobik.
Selain gaya hidup yang tidak sehat, ada faktor-faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko demensia. Trauma akibat kecelakaan yang menyebabkan benturan pada kepala dan membutuhkan operasi dapat menyebabkan penurunan fungsi otak.
Masalah autoimun juga disebut oleh Ratih sebagai salah satu penyebab demensia. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memeriksakan diri guna mengetahui risiko terkena demensia, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti penyakit jantung dan hipertensi yang diturunkan dalam keluarga.
Mencegah demensia memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan gaya hidup dan pengelolaan kesehatan yang baik. Penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda awal demensia dan mengambil langkah proaktif untuk mencegah perkembangan penyakit ini.
Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, risiko terjadinya demensia dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup di masa tua dapat tetap terjaga.