Jemaah Haji 2023 yang Mengidap Demensia Naik Drastis, Totalnya Capai 431 Orang
Kementerian Kesehatan mencatat, jemaah haji yang mengidap demensia pada penyelenggaraan haji tahun 2023 mengalami peningkatan drastis.
Liliek bilang jemaah haji yang mengalami demensia biasanya berhalusinasi dan tidak sadar sedang berada di Arab Saudi. Mereka merasa sedang ada di rumah dan minta bertemu dengan anggota keluarganya.
Jemaah Haji 2023 yang Mengidap Demensia Naik Drastis, Totalnya Capai 431 Orang
Kementerian Kesehatan mencatat, jemaah haji yang mengidap demensia pada penyelenggaraan haji tahun 2023 mengalami peningkatan drastis. Semula, demensia tidak masuk 5 besar penyakit jemaah haji.
Berdasarkan data Laporan Penyelenggaraan Kesehatan Haji 2023, ada 431 jemaah haji yang menjalani perawatan demensia di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Padahal di tahun sebelumnya, penyakit ini tidak masuk dalam 5 besar penyakit yang dirawat KKIH.
"Kasus demensia mengalami peningkatan di tahun 2023," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo di acara Bimtek PPIH Arab Saudi, Sabtu (23/3).
Sebagai informasi, demensia merupakan kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasanya terjadi pada lansia (usia 65 tahun ke atas). Kondisi ini pun dapat memengaruhi gaya hidup, aktivitas sehari-hari, hingga kemampuan bersosialisasi penderitanya.
Dalam hal ini, Liliek bilang jemaah haji yang mengalami demensia biasanya berhalusinasi dan tidak sadar sedang berada di Arab Saudi. Mereka merasa sedang ada di rumah dan minta bertemu dengan anggota keluarganya.
"Demensia ini dia lupa ada di mana, rasanya lagi di kampungnya, bukan di Mekkah. Pengen ketemu cucunya, anaknya," kata Liliek.
Tahun lalu, kata Liliek, pemerintah memberikan kelonggaran kepada jemaah haji lansia asalkan mereka sudah melunasi biaya haji, maka bisa berangkat.
"Tahun lalu apapun kondisinya bisa berangkat yang penting bisa melunasi biaya haji. Walaupun ada yang terdeteksi tetap diberangkatkan dan itu datanya," kata Liliek.
merdeka.com
Kondisi ini yang membuat penyeleksian jemaah haji dengan riwayat penyakit tertentu bisa lolos.
Oleh sebab itu, pemerintah kembali melakukan penyeleksian ketat terhadap jemaah lansia dengan penyakit tertentu tahun ini.
"Secara kasat mata demensia tidak terlihat makanya ada tes kemampuan mental. Kalau nilainya 60 berarti terindikasi demensia," kata Liliek.
Liliek menambahkan, dengan tes kemampuan mental diharapkan jemaah haji yang mengidap demensia bisa terdeteksi sejak awal.
"Makanya dengan pemeriksaan ini bisa jadi bisa filter, jemaah yang tidak memenuhi standar tidak akan diberangkatkan," pungkasnya.