Bahaya Malas Gerak yang Sering Diabaikan, Bisa Tingkatkan Risiko Stroke dan Jantung
Dengan memahami bahaya dari gaya hidup sedentari, kita dapat mengambil langkah untuk mengubah kebiasaan kita dan memilih jalan menuju kesehatan yang lebih baik.
Gaya hidup sedentari, atau yang sering disebut dengan ‘malas gerak’, telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi jutaan orang.
Bahaya Malas Gerak yang Sering Diabaikan, Bisa Tingkatkan Risiko Stroke dan Jantung
Ketika kita memilih untuk duduk berjam-jam di depan layar, kita akan merasa lebih nyaman untuk fokus pada apa yang kita kerjakan. Begitu juga saat rebahan, kita akan merasa nyaman untuk bersantai sambil menghilangkan rasa lelah.
Kedua aktivitas tersebut memang menawarkan rasa nyaman. Namun, yang jarang disadari oleh banyak orang adalah bahayanya yang bisa meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga serius.
Berikut merdeka.com akan sampaikan apa saja bahaya malas gerak yang sering diabaikan dan penyebab banyak orang menjalani gaya hidup sedentari.
-
Apa bahaya gaya hidup kurang gerak? Gaya hidup yang kurang gerak, yang semakin populer dikenal sebagai 'rebahan', bisa meningkatkan risiko kanker pankreas pada usia muda.
-
Kenapa kurang gerak bahaya untuk kesehatan? Gaya hidup yang kurang aktif dapat memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang bergerak dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.
-
Apa bahaya sedentary lifestyle bagi tubuh? Ketidakaktifan fisik dapat menyebabkan penumpukan kolesterol jahat dalam arteri yang mempersempit pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
-
Apa masalah kesehatan akibat malas olahraga? Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan akibat malas olahraga: Mengganggu tidur. Olahraga dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak dan berkualitas karena meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi stres. Sebaliknya, malas olahraga dapat membuat Anda sulit tidur di malam hari karena tubuh tidak terbiasa dengan aktivitas fisik.
-
Kenapa malas olahraga membuat kesehatan jantung memburuk? Olahraga membantu meningkatkan aliran darah dan menjaga elastisitas pembuluh darah. Ketika seseorang jarang berolahraga, risiko terkena penyakit jantung meningkat karena kurangnya stimulasi pada sistem kardiovaskular. Selain itu, tekanan darah cenderung lebih tinggi dan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh meningkat.
-
Mengapa gaya hidup tidak aktif berbahaya? Dampak dari sedentary lifestyle terhadap kesehatan sangat berbahaya, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan Risiko Obesitas: Ketidakaktifan fisik menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh yang berpotensi menyebabkan obesitas. Lemak berlebih ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.
Bahaya Malas Gerak
Malas gerak, atau gaya hidup sedentary, adalah kondisi di mana seseorang memiliki aktivitas fisik yang sangat minim, seringkali karena kebiasaan duduk atau berbaring untuk waktu yang lama tanpa melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Berikut adalah beberapa bahaya malas gerak:
Konsentrasi Menurun
Ketika Anda malas bergerak, sirkulasi darah ke otak bisa terganggu karena kurangnya aktivitas fisik.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang diterima otak, yang pada gilirannya dapat mengurangi kemampuan konsentrasi.
Duduk dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama juga dapat menyebabkan ketegangan pada tulang belakang, yang tidak hanya mempengaruhi postur tubuh tetapi juga kesehatan paru-paru dan kemampuan mereka untuk mengembang sepenuhnya.
Pada akhirnya, hal ini akan mengurangi jumlah oksigen yang dapat diedarkan ke seluruh tubuh.
Risiko Stroke dan Serangan Jantung Meningkat
Gaya hidup yang kurang gerak telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan serangan jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi risiko stroke pada pria hingga 60% dan pada wanita hingga 50%.
Ini menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dan terlalu sering duduk dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke dan serangan jantung.
Gangguan Fungsi Kognitif
Aktivitas fisik yang teratur tidak hanya baik untuk kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental.
Malas bergerak dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif karena kurangnya aliran darah yang kaya oksigen ke otak.
Ini dapat mempercepat proses degenerasi sel dan jaringan otak, yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir, memori, dan fungsi otak lainnya.
Resistensi Insulin
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah.
Resistensi insulin dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2, yang merupakan kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh memproses glukosa darah.
Osteoporosis
Kebiasaan malas bergerak dapat menyebabkan hilangnya massa otot dan penurunan kepadatan tulang. Hal ini dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah, kondisi yang dikenal sebagai osteoporosis.
Osteoporosis dapat membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit karena tubuh menjadi lemah dan cepat lelah.
Obesitas
Gaya hidup sedentari juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Ketika Anda tidak cukup bergerak, tubuh tidak membakar kalori sebanyak yang dibutuhkan, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak dan berat badan berlebih.
Depresi dan Kecemasan
Kurangnya aktivitas fisik juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Olahraga dan aktivitas fisik secara umum dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood.
Penyebab Orang Malas Gerak
Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang menjadi malas bergerak atau mengadopsi gaya hidup sedentari. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa penyebab utama:
Kemajuan teknologi telah memudahkan banyak aspek kehidupan kita, namun juga telah menciptakan lingkungan yang lebih nyaman di mana aktivitas fisik menjadi kurang diperlukan.
Misalnya, dengan adanya layanan pesan antar, orang cenderung lebih sedikit keluar rumah untuk berbelanja atau melakukan aktivitas lainnya.
- Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta kurangnya trotoar pejalan kaki, fasilitas olahraga, dan taman rekreasi dapat mengurangi motivasi seseorang untuk bergerak dan berolahraga di luar rumah.
- Perubahan Gaya Kerja
Banyak pekerjaan saat ini tidak memerlukan aktivitas fisik yang signifikan. Pekerjaan kantor yang mengharuskan seseorang duduk di depan komputer selama berjam-jam dapat mengurangi kesempatan untuk bergerak.
- Kebiasaan dan Rutinitas
Kebiasaan sehari-hari yang melibatkan banyak waktu duduk, seperti menonton televisi atau bermain video game, dapat menjadi rutinitas yang sulit diubah dan menyebabkan gaya hidup sedentari.
- Kesehatan Fisik
Masalah kesehatan fisik seperti nyeri sendi, obesitas, atau kondisi medis lainnya dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman atau tidak mampu untuk bergerak secara aktif.
- Faktor Psikologis
Depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya dapat mengurangi motivasi seseorang untuk bergerak dan berpartisipasi dalam aktivitas fisik.
Banyak orang mungkin tidak menyadari pentingnya aktivitas fisik untuk kesehatan atau tidak mengetahui cara memulai dan mempertahankan rutinitas olahraga yang sehat.
- Ketergantungan pada Kendaraan
Di banyak kota, ketergantungan pada kendaraan pribadi atau transportasi umum untuk perjalanan jarak pendek dapat mengurangi kebutuhan untuk berjalan kaki atau bersepeda.
Cara Mengatasi
Mengatasi gaya hidup sedentari memerlukan perubahan kebiasaan dan peningkatan aktivitas fisik secara bertahap.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan gaya hidup sedentari:
- Rajin Berolahraga: Mulailah dengan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda, dan lakukan secara teratur setiap hari. Cukup luangkan 30 menit per hari untuk aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko obesitas.
- Konsumsi Buah dan Sayur: Makanan yang rendah kalori dan kaya akan vitamin, mineral, dan serat seperti buah dan sayuran dapat membantu memperlancar pencernaan dan mendukung diet sehat.
- Stop Merokok: Menghentikan kebiasaan merokok dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan kehamilan.
- Jaga Berat Badan: Menjaga berat badan ideal melalui diet seimbang dan aktivitas fisik dapat mencegah akumulasi lemak dan obesitas.
- Jaga Kesehatan Mental: Aktivitas fisik juga berperan dalam meningkatkan mood dan mengurangi risiko depresi dan kecemasan.
- Cukup Beristirahat: Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas untuk memulihkan energi dan mendukung kesehatan mental.
- Gunakan Tangga: Pilihlah menggunakan tangga daripada lift atau eskalator untuk meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari.
- Berdiri dan Bergerak: Bangun dari kursi dan bergerak setidaknya sekali setiap jam. Berdiri ketika Anda sedang berbicara di telepon atau mengirim pesan.
- Aktivitas Fisik di Rumah: Lakukan pekerjaan rumah, berkebun, atau menata ruangan yang melibatkan gerakan fisik. Tingkatkan intensitasnya dengan melakukan aktivitas lebih cepat.
- Pengingat untuk Bergerak: Pasang pengingat untuk bergerak setiap 30 menit, terutama jika Anda bekerja di depan komputer untuk waktu yang lama.