6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Kebiasaan sehari-hari yang kita miliki ternyata bisa berpengaruh terhadap munculnya risiko demensia di diri kita.
Kebiasaan sehari-hari yang kita miliki ternyata bisa berpengaruh terhadap munculnya risiko demensia di diri kita.
-
Bagaimana demensia mempengaruhi kehidupan sehari-hari? Kondisi ini jika tidak segera diatasi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
-
Kenapa begadang bisa meningkatkan risiko demensia? Kebiasaan begadang dapat mengubah proses alami dalam tubuh, seperti metabolisme dan keseimbangan zat-zat yang mengatur fungsi tubuh.
-
Makanan apa yang bisa meningkatkan risiko demensia? Penelitian menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki kadar asam elaidat (jenis lemak trans yang umum) tertinggi dalam darah mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami demensia.
-
Kenapa Demensia bisa terjadi? Demensia bukan penyakit, bisa terjadi ketika otak mengalami penurunan kondisi karena penyakit alzheimer, parkinson, serangan stroke, dan trauma kepala.
-
Bagaimana cara mencegah Demensia? Penelitian telah menunjukkan bahwa mempertahankan gaya hidup aktif secara fisik, mengonsumsi makanan sehat, terlibat dalam kegiatan sosial, dan menghindari perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok, kurang tidur, minum alkohol secara berlebihan dapat menurunkan risiko demensia.
-
Siapa yang berisiko terkena Demensia? Kasus demensia alzheimer pada orang muda umumnya terkait dengan faktor genetik karena orang tua yang mengidap demensia juga bisa menurunkan penyakit tersebut pada anaknya.
6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Demensia, suatu kondisi yang mengakibatkan kehilangan ingatan, bahasa, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan kognitif lainnya, sering kali dipicu oleh penyakit Alzheimer dan umumnya memengaruhi individu yang berusia 65 tahun ke atas. Demensia dapat bersifat parah dan menghambat aktivitas sehari-hari, memerlukan perawatan tambahan bagi mereka yang terkena.
Dilansir dari Huffington Post, menurut Blair Steel, seorang psikolog di Carrara Treatment, Wellness & Spa, "Demensia adalah sekelompok kondisi yang ditandai oleh gangguan setidaknya dua fungsi otak, seperti penilaian dan kehilangan ingatan. Gejalanya mencakup lupa, keterampilan sosial yang terbatas, dan gangguan berpikir yang menghambat fungsi sehari-hari."
Meskipun faktor usia, riwayat keluarga, ras, etnis, kesehatan jantung, dan cedera otak traumatis dapat meningkatkan risiko demensia, gaya hidup juga memegang peranan penting. Beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampak tak berbahaya sebenarnya dapat meningkatkan risiko demensia, dan penting untuk memahami dampaknya. Berikut adalah enam kebiasaan tersebut:
Tidak Bergerak atau Terlalu Lama Duduk
Olahraga, terutama jenis aerobik, terbukti dapat membantu mengurangi gangguan kognitif dan risiko demensia.
Berolahraga secara teratur, terutama bagi mereka yang mendekati usia 60 tahun, dapat memberikan dampak positif pada otak dan kesehatan secara keseluruhan. Aktivitas fisik yang teratur dapat menjadi langkah sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko demensia.
Blair Steel menekankan, "Tidak aktif berdampak pada otak." Hal ini sejalan dengan prinsip umum bahwa seperti otot lainnya, otak juga membutuhkan stimulasi dan aktivitas untuk tetap berkinerja. Dengan kata lain, "Jika Anda tidak menggunakannya, Anda akan kehilangannya."
Kurang Bersosialisasi
Hubungan sosial memiliki peran signifikan dalam perkembangan demensia. Gaya hidup yang aktif dan terintegrasi secara sosial dapat berfungsi sebagai perlindungan dari penyakit ini.
Interaksi sosial yang merangsang otak menjadi penting, terutama saat seseorang memasuki usia lanjut. Meskipun istilah bersosialisasi kini melibatkan interaksi melalui media sosial, penting untuk diingat bahwa interaksi langsung lebih merangsang otak.
Kurang Tidur
Gangguan tidur dan demensia seringkali menjadi dua masalah kesehatan signifikan pada usia lanjut. Meskipun sering diabaikan karena alasan seperti kewajiban keluarga atau tuntutan pekerjaan, tidur yang cukup memiliki dampak besar pada kesehatan kognitif.
Pola tidur yang tidak memadai, terutama pada tahap hidup sebelumnya, dapat meningkatkan risiko demensia di masa mendatang.
Blair Steel menyarankan, "Hindari layar dan cahaya setelah jam tertentu dan hindari mengambil ponsel jika tidur Anda terganggu." Kebiasaan ini, seperti mematikan layar minimal 30 menit sebelum tidur, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko demensia.
Stres
Stres, terutama stres kronis, dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Kondisi ini terjadi karena ketika tubuh mengalami stres, hormon kortisol dilepaskan, yang dapat memengaruhi fungsi memori. Oleh karena itu, mengelola stres melalui kebiasaan hidup sehat dapat menjadi kunci untuk mengurangi risiko demensia.
Berbagai aktivitas seperti olahraga, kegiatan kreatif, meditasi, dan berkumpul dengan orang-orang yang dicintai dapat membantu meredakan stres. Blair Steel juga menekankan fleksibilitas dalam reaksi dan menghindari mentalitas 'caraku atau jalan tol' yang dapat meningkatkan tingkat stres pada orang dewasa yang lebih tua.
Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alzheimer’s Society mencatat bahwa ada jenis demensia terkait alkohol yang dikenal sebagai kerusakan otak terkait alkohol.
Kerusakan otak ini disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan secara teratur selama bertahun-tahun. Individu dengan jenis demensia ini mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan tugas sehari-hari yang melibatkan pemikiran kompleks, seperti mengelola keuangan.
Mengurangi konsumsi alkohol, terutama dalam jumlah berlebih, dapat membantu mengurangi risiko terkait demensia. Perubahan gaya hidup ini dapat memberikan dampak positif pada kesehatan otak.
Konsumsi Makanan Tidak Seimbang
Penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi makanan ultra-olahan dapat meningkatkan risiko demensia pada orang dewasa. Meskipun tidak ada diet yang sempurna, memastikan bahwa sebagian besar waktu Anda mengonsumsi makanan seimbang dan sehat dapat sangat bermanfaat bagi kesehatan otak.
Menyertakan makanan seperti sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, ikan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun dalam pola makan sehari-hari dapat mendukung kesehatan otak. Sebaliknya, mengurangi konsumsi daging merah, permen, keju, mentega, serta makanan cepat saji dan digoreng dapat membantu mengurangi risiko demensia.
Tidak hanya mengubah kebiasaan sehari-hari, tetapi juga berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kesulitan kognitif menjadi langkah yang sangat penting.
Dokter dapat melakukan penilaian awal dan merujuk pasien ke spesialis jika diperlukan. Dengan menyadari dampak kebiasaan sehari-hari terhadap kesehatan otak, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi risiko demensia dan meningkatkan kualitas hidup kita di masa mendatang.