Kebiasaan Makan Anak saat Balita Dipengaruhi oleh Genetik dan Bisa Bertahan hingga Usia Remaja
Penelitian temukan bahwa kebiasaan makan yang dimiliki balita ternyata dipengaruhi genetik dan biasanya tetap terjadi hingga usia remaja.
Pernah merasa frustrasi dengan kebiasaan makan anak balita yang terlalu pemilih? Mungkin Anda sering kali bertanya-tanya apakah ini disebabkan oleh pola asuh Anda. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan makan anak yang rewel lebih dipengaruhi oleh faktor genetik, bukan sepenuhnya karena pola asuh. Bahkan, kebiasaan ini dapat bertahan hingga masa remaja awal.
Rewel saat makan atau food fussiness, mengacu pada kebiasaan makan yang terbatas pada jenis makanan tertentu, sering kali disebabkan oleh penolakan terhadap tekstur, rasa, atau bahkan ketidakmauan untuk mencoba makanan baru. Ini menjadi tantangan besar bagi para orang tua, karena kesulitan memperkenalkan makanan baru dapat memicu kekhawatiran apakah anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
-
Siapa yang berperan penting dalam membentuk kebiasaan makan anak? Peran orang tua, terutama ibu, sangat besar dalam membentuk kebiasaan makan anak.
-
Bagaimana makanan bayi praktis berdampak pada perkembangan makan anak? Menyedot saus apel dari kantong menghilangkan kemampuan anak untuk belajar makan dengan sendok.
-
Apa yang perlu diperhatikan dalam pola makan anak? 'Tentunya kita harus mengoptimalkan gizi seimbang, dimana asupan energi, protein, lemak, karbohidrat sesuai kebutuhan, baik itu vitamin, dan mineral. Kita pastikan tidak makan makanan manis berlebih, berminyak. Apalagi anak-anak sekarang suka makanan cepat saji, kemungkinan lemak dan kalorinya berlebih, sehingga tidak dianjurkan gitu,' jelasnya.
-
Bagaimana cara mengatur pola makan anak? Berikut adalah beberapa cara untuk mengatur pola makan anak agar dapat memaksimalkan tumbuh kembangnya: Berikan anak berbagai jenis makanan yang sehat dan seimbang. Anak perlu diperkenalkan pada berbagai jenis makanan sejak dini agar mereka terbiasa dengan berbagai rasa dan tekstur.
-
Kenapa penting untuk memperhatikan pola makan anak? 'Salah satu kesalahpahaman umum yang saya dengar dari orang tua adalah bahwa anak mereka 'selalu bertambah berat sebelum menjadi tinggi,' dan kadang-kadang itu benar, tetapi lebih sering anak-anak menjadi berat dan tetap berat karena mereka makan makanan yang salah atau tidak cukup berolahraga,' kata Dr. Kono.
-
Bagaimana caranya agar anak makan makanan sehat? Selain itu, menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak juga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Dilansir dari Medical Daily, Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology & Psychiatry melibatkan 4.804 pasang anak kembar yang lahir di Inggris dan Wales pada tahun 2007. Anak-anak ini diikuti sejak usia 16 bulan hingga 13 tahun untuk memantau perkembangan kebiasaan makan mereka. Hasilnya, kebiasaan makan rewel pada anak ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, dan kebiasaan ini bisa bertahan bahkan hingga anak memasuki usia remaja awal.
Penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat rata-rata rewel saat makan pada anak tetap relatif stabil seiring waktu, dengan puncaknya terjadi sekitar usia tujuh tahun. Setelah itu, perilaku pemilih makanan mulai sedikit berkurang. Namun, yang mengejutkan adalah peran besar faktor genetik dalam kebiasaan makan anak-anak ini.
“Mereka menyimpulkan bahwa perbedaan genetik dalam populasi menyumbang 60% dari variasi dalam kerewelan makanan pada usia 16 bulan, dan meningkat menjadi lebih dari 74% antara usia tiga hingga 13 tahun,” ungkap rilis berita mengenai hasil penelitian tersebut.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan bersama, seperti jenis makanan yang tersedia di rumah, hanya berperan penting selama masa balita. Namun, seiring bertambahnya usia anak, pengalaman unik seperti memiliki teman dengan kebiasaan makan yang berbeda mulai berperan lebih besar dalam membentuk pola makan mereka.
Dr. Zeynep Nas, penulis utama studi ini, menyoroti betapa umumnya perilaku rewel ini di kalangan anak-anak dan betapa seringnya hal ini menjadi sumber kecemasan bagi orang tua dan pengasuh.
"rewel saat makan adalah hal yang umum di kalangan anak-anak dan bisa menjadi sumber kecemasan besar bagi orang tua dan pengasuh, yang sering kali menyalahkan diri sendiri atas perilaku ini atau disalahkan oleh orang lain. Kami berharap temuan kami bahwa rewel saat makan sebagian besar bersifat bawaan dapat membantu mengurangi rasa bersalah pada orang tua. Perilaku ini bukanlah hasil dari pengasuhan. Studi kami juga menunjukkan bahwa rewel saat makan tidak selalu hanya 'fase', tetapi mungkin mengikuti jalur yang persisten,” kata Dr. Nas.
Meskipun faktor genetik memainkan peran besar dalam kebiasaan makan rewel, peneliti juga menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung. Hal ini berarti, meskipun faktor genetik tidak bisa diubah, menciptakan lingkungan makan yang positif dan bervariasi tetap dapat mempengaruhi kebiasaan makan anak dalam jangka panjang.
“Faktor lingkungan bersama, seperti duduk bersama sebagai keluarga untuk makan, mungkin hanya signifikan selama masa balita. Ini menunjukkan bahwa intervensi untuk membantu anak makan beragam makanan, seperti secara teratur memperkenalkan anak pada makanan yang sama dan menawarkan berbagai buah dan sayuran, mungkin paling efektif pada tahun-tahun awal,” ungkap Profesor Clare Llewellyn, penulis senior studi ini.
Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan memperkenalkan makanan baru secara berulang dan konsisten selama masa balita. Memberikan variasi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran pada tahap awal perkembangan anak dapat membantu mereka lebih terbuka terhadap berbagai jenis makanan di kemudian hari. Penting bagi orang tua untuk tetap sabar dan konsisten dalam menawarkan makanan baru, meskipun anak menunjukkan penolakan awal.
Temuan ini menjadi titik terang bagi banyak orang tua yang merasa kewalahan menghadapi kebiasaan makan anak yang rewel. Dengan memahami bahwa perilaku ini sebagian besar bersifat genetik dan bukan akibat dari pola asuh yang buruk, orang tua dapat lebih fokus pada cara-cara positif untuk membangun kebiasaan makan sehat bagi anak sejak dini.