Masalah Picky Eater pada Anak Bisa Disebabkan oleh Adanya Masalah Sensorik Hingga Penyakit
Anak yang pilih-pilih makanan atau picky eater bisa terjadi karena sejumlah hal yang mereka alami.
Anak yang pilih-pilih makanan atau picky eater bisa terjadi karena sejumlah hal yang mereka alami.
-
Kenapa anak picky eater berisiko kekurangan gizi? 'Risikonya adalah kekurangan zat gizi baik makro atau mikro tertentu yang berakibat pada kurang gizi bahkan stunting jika dibiarkan terlalu lama,' kata Fitria.
-
Kenapa anak picky eater kekurangan nutrisi? 'Picky eater dapat membuat anak kekurangan zat gizi tertentu yang seharusnya bisa didapatkan dengan variasi makanan lainnya,' ujar Ariek.
-
Bagaimana mengatasi picky eater pada anak? Bagi orang tua yang ingin melatih kemampuan makan anak, dapat dimulai dengan membantu anak mengeksplorasi makanannya. Misalnya, memberi makanan yang bertekstur atau rasa baru, atau memberi kesempatan anak untuk menyuap sendiri dengan menggunakan sendok lain.
-
Kapan anak rentan menjadi picky eater? Jika anak sudah terlanjur menjadi picky eater, orang tua disarankan untuk menggunakan metode responsive feeding.
-
Kenapa anak pilih-pilih makanan? Anak-anak cenderung memiliki kecenderungan alami untuk menghindari makanan yang berwarna hijau atau bergizi.
-
Kenapa anak sering pilih-pilih makan? Hal ini sering dialami oleh anak yang mencoba makanan baru atau yang pernah mencobanya namun tidak menyukainya. Pilih-pilih makanan akibat kekhawatiran ini bisa membatasi variasi makanan anak dan mengganggu nutrisinya.
Masalah Picky Eater pada Anak Bisa Disebabkan oleh Adanya Masalah Sensorik Hingga Penyakit
Nutrisionis Rawat Inap Anak dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara Jakarta, Ariek Ratnawati, S.Gz, mengungkapkan bahwa kondisi anak menjadi "picky eater" atau pemilih makanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan dan gangguan sensorik.
Ariek menjelaskan bahwa diagnosis pasti dari picky eater harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus.
“Yang perlu diketahui sebelumnya, untuk diagnosa atau penegakan picky eater sendiri harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa dari pernyataan orang tua sendiri,” kata Ariek Ratnawati, S.Gz beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Picky eater adalah kondisi di mana anak hanya mau makan makanan yang monoton, yang jika berlangsung dalam waktu lama, dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi tertentu. Perilaku ini tidak hanya muncul pada masa awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI), tetapi juga bisa terjadi pada anak usia toodler, yaitu 19 bulan hingga tujuh tahun.
Penyebab Medis
Salah satu penyebab utama dari perilaku picky eater pada anak adalah adanya masalah atau kondisi medis. Masalah pencernaan seperti diare, konstipasi, alergi, atau intoleransi obat dan penyakit infeksi dapat memengaruhi selera makan anak.
Masalah medis lain yang bisa memengaruhi perilaku ini adalah adanya gangguan perkembangan seperti cerebral palsy atau Attention Deficit Hyperactivity Disorader (ADHD).
“Kemudian bisa saja anak mengalami defisiensi zat gizi tertentu, sehingga anak jadi sering sakit. Ini terkait dengan status gizinya, oleh karena itu segera diperiksa ke dokter spesialis anak untuk diagnosa yang tepat,” ucap Ariek.
Masalah Sensorik
Selain kondisi medis, masalah sensorik juga sering menjadi penyebab anak menjadi picky eater. Masalah sensorik ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam keterampilan makan (oromotor), seperti mengunyah dan menelan.
Anak mungkin tidak menyukai tekstur, rasa, atau suhu makanan tertentu, yang menyebabkan mereka menolak makanan tersebut.
Suasana makan juga berperan penting dalam perilaku picky eater. Suasana yang cenderung memaksa atau menekan dapat membuat anak merasa tertekan, yang berdampak negatif pada selera makan mereka. Hal ini berkaitan erat dengan aturan makan (feeding rules) yang diterapkan oleh orang tua. Suasana yang nyaman dan menyenangkan akan membantu anak lebih terbuka terhadap berbagai jenis makanan.
Penanganan dan Konsultasi
Ariek menekankan bahwa orang tua tidak perlu terlalu khawatir jika anak sedang memasuki fase picky eater. Kondisi ini masih dianggap wajar selama anak masih bisa mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan dan dihabiskan bersama keluarga.
Namun, jika anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan, dan tantrum, maka orang tua harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi anak serta mencari tahu penyebab pastinya.
Konsultasi dengan dokter anak dan dietisien sangat penting untuk menentukan penyebab dan cara penanganan yang tepat. Dalam beberapa kasus, intervensi dini dapat mencegah masalah gizi yang lebih serius di kemudian hari.