5 Cara Ampun Atasi GTM pada Anak, Perlu Diatasi Segera Sebelum Terlambat
Gerakan Tutup Mulut (GTM) yang terjadi pada anak perlu untuk ditangani dengan tepat dan cepat.

Menurut situs idai.or.id, istilah Gerakan Tutup Mulut (GTM) menggambarkan situasi di mana anak-anak menolak untuk makan dengan cara menutup mulut mereka rapat-rapat, bahkan terkadang memuntahkan makanan yang telah diberikan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan GTM, seperti rasa bosan, kondisi kesehatan yang tidak optimal, kurangnya rasa lapar, atau pengalaman buruk terkait makanan tertentu.
Salah satu penyebab umum GTM adalah praktik pemberian makan yang tidak tepat. Seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (15/10/2024), saat memberikan makanan kepada anak, penting untuk memperhatikan beberapa faktor, seperti waktu pemberian, porsi dan kualitas makanan, serta kebersihan saat menyajikannya.
Selama masa liburan, anak-anak sering kali diberi makan di luar jadwal atau dengan jenis makanan yang tidak tepat. Selain itu, dalam perjalanan, orang tua cenderung memberikan makanan yang mudah diakses, seperti camilan atau makanan cepat saji. Kebiasaan ini bisa membuat anak-anak menolak makanan ketika kembali ke rutinitas normal setelah liburan.
Apa yang Harus dan Tidak Boleh Dilakukan pada Anak GTM

Tindakan yang perlu dilakukan:
- Atur jadwal makan utama dan camilan dengan teratur.
- Batasi waktu makan maksimal 30 menit.
- Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
- Ajak anak untuk makan sendiri. Jika anak menolak, tawarkan kembali tanpa memaksa.
- Ajari anak untuk mengenali rasa lapar dan kenyangnya.
Tindakan yang harus dihindari:
- Hindari memaksa anak untuk makan, terutama dengan cara marah.
- Jangan biarkan anak makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti bermain gadget, menonton TV, atau berjalan-jalan.
- Hindari memberikan minuman selain air di antara waktu makan.
- Jangan menjadikan makanan sebagai imbalan atau hadiah.
Penyebab Anak GTM

Berdasarkan informasi dari parents.app, berikut adalah beberapa alasan mengapa anak-anak mungkin enggan untuk makan.
1. Ketidaknyamanan fisik
Anak-anak sering kali menolak makanan karena adanya masalah fisik yang mengganggu, seperti gigi yang tumbuh atau gusi yang sakit. Ketidaknyamanan ini dapat membuat mereka enggan untuk makan. Jika terdapat masalah kesehatan yang jelas, orang tua disarankan untuk membawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Trauma terhadap makanan tertentu
Anak-anak dapat mengalami trauma terhadap jenis makanan tertentu akibat pengalaman buruk, seperti tersedak, muntah, atau dipaksa untuk makan. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa takut terhadap makanan tersebut. Makanan yang memiliki penampilan, rasa, atau tekstur yang mirip juga dapat menimbulkan ketakutan untuk dikonsumsi.
3. Pendekatan yang tidak tepat
Cara orang tua dalam memberikan makanan dapat membuat anak merasa tertekan. Memaksa anak untuk makan atau memarahi mereka saat menolak makanan justru dapat meningkatkan rasa takut mereka. Penting untuk mengajarkan anak bahwa makan adalah kebutuhan, bukan paksaan.
4. Pola makan yang tidak teratur
Selama masa liburan, ketidakaturan dalam waktu makan dapat membuat anak merasa kenyang saat waktu makan utama tiba. Memberikan camilan pada waktu yang tidak tepat juga dapat membuat anak menolak makanan karena sudah merasa kenyang. Perubahan dalam jam makan, jenis makanan, dan pola makan anak sering terjadi saat liburan.
5. Pengaruh dari lingkungan
Kebiasaan dan perilaku orang tua, saudara, atau teman dapat memengaruhi pola makan anak. Jika anggota keluarga menunjukkan reaksi negatif terhadap makanan atau tidak tertarik pada jenis makanan tertentu, anak-anak dapat terpengaruh oleh hal tersebut. Anak-anak cenderung meniru perilaku di sekitarnya, sehingga penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik.