Mengenalkan Anak dengan Beragam Makanan Sejak Dini Bisa Bantu Mereka Tidak Pilih-pilih Makanan
Pengenalan anak denganberbagai jenis makanan bisa jadi langkah awal agar mereka tidak pilih-pilih makanan.
Masa kanak-kanak adalah periode kritis dalam pembentukan kebiasaan makan yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenalkan beragam makanan sejak dini. Kebiasaan makan yang baik tidak hanya akan memengaruhi kesehatan anak, tetapi juga membentuk preferensi makanan yang lebih luas. Hal ini dapat mencegah anak menjadi pilih-pilih makanan atau hanya menyukai makanan tertentu.
Dr. Fitria Mahrunnisa, seorang dokter spesialis anak lulusan Universitas Gadjah Mada, menyampaikan pentingnya memperkenalkan berbagai jenis makanan sejak masa awal pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
-
Bagaimana anak pilih-pilih makanan? Picky eater adalah kondisi di mana anak hanya mau makan makanan yang monoton, yang jika berlangsung dalam waktu lama, dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi tertentu.
-
Kenapa anak pilih-pilih makanan? Anak-anak cenderung memiliki kecenderungan alami untuk menghindari makanan yang berwarna hijau atau bergizi.
-
Kenapa anak jadi pilih-pilih makanan? Ariek menjelaskan bahwa diagnosis pasti dari picky eater harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. “Yang perlu diketahui sebelumnya, untuk diagnosa atau penegakan picky eater sendiri harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa dari pernyataan orang tua sendiri,“ kata Ariek Ratnawati, S.Gz beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kenapa anak sering pilih-pilih makan? Hal ini sering dialami oleh anak yang mencoba makanan baru atau yang pernah mencobanya namun tidak menyukainya. Pilih-pilih makanan akibat kekhawatiran ini bisa membatasi variasi makanan anak dan mengganggu nutrisinya.
-
Gimana cara mengenalkan makanan baru ke anak? Teruslah menawarkan makanan baru tanpa menyerah.
-
Bagaimana membuat anak suka makan? “Mengeksplor makanan serta membangun kerja sama dan komunikasi, interaksi dengan orang tua dapat membantu menimbulkan suasana yang menyenangkan sehingga dapat menjadi solusi mengatasi atau mencegah anak susah makan,“ ucap Ariek.
"Cara utama tetap mengenalkan beragam makanan dari mulai awal MPASI dengan menetapkan feeding rules (aturan makan) dan responsive feeding (pemberian makan responsif) untuk anak," ungkapnya dilansir dari Antara.
Pentingnya Aturan Makan dan Pemberian Makan Responsif
Menurut Dr. Fitria, penerapan aturan makan atau feeding rules sangat penting untuk membantu anak membangun kebiasaan makan yang baik. Aturan ini termasuk dalam cara pengaturan waktu makan, jenis makanan yang disajikan, dan sikap orang tua dalam memberi makan. Misalnya, anak perlu didorong untuk mencoba makanan baru tanpa paksaan. Pendekatan yang responsif juga menjadi kunci dalam pemberian makan yang baik. Dalam responsive feeding, orang tua harus peka terhadap isyarat yang diberikan anak terkait rasa lapar atau kenyang.
Dalam pengenalan makanan, variasi adalah kuncinya. Dr. Fitria menekankan bahwa sejak masa MPASI, anak harus dikenalkan dengan berbagai jenis makanan.
"Anak dapat diberikan makanan padat kalori seperti gadon sapi, perkedel kentang daging dan telur, puding jagung susu keju. Perhatikan tekstur MPASI anak sesuai usia. Keterlambatan menaikkan tekstur dapat menyebabkan GTM (gerakan tutup mulut) pada anak," jelasnya.
Membentuk Preferensi Makanan Sejak Dini
Kebiasaan memilih makanan yang disukai saja sering kali muncul saat anak memasuki usia satu tahun. Pada usia ini, anak mulai merasakan otonomi dan sering kali menolak makanan yang dianggap kurang menarik atau tidak familiar. Jika kebiasaan ini dibiarkan, anak akan cenderung menjadi picky eater atau pemilih makanan, yang dapat berdampak pada kualitas asupan gizinya.
Namun, orang tua tetap dapat membentuk kembali pola makan anak yang telah terlanjur pilih-pilih makanan. Salah satu caranya adalah dengan mencampurkan makanan yang disukai anak dengan makanan lain yang perlu diperkenalkan.
"Jika anak sudah terlanjur punya kebiasaan memilih makanan, maka orang tua bisa membangun kembali kebiasaan makan anak dengan mencampurkan makanan kesukaan mereka dengan jenis makanan yang lain," ujar Dr. Fitria.
Selain itu, orang tua juga harus memperkenalkan berbagai sumber karbohidrat, seperti kentang dan jagung, selain nasi, agar anak tidak merasa bosan dengan menu yang itu-itu saja. Memperkenalkan makanan baru pada anak memang bukan perkara yang mudah dan sering kali membutuhkan waktu. Anak mungkin akan menolak makanan yang baru dikenalkan, namun dengan kesabaran, mereka dapat mulai menerima makanan tersebut.
"Upaya untuk mengenalkan jenis makanan baru membutuhkan waktu. Anak yang semula menolak diberi jenis makanan baru mungkin bisa menerimanya setelah 10 sampai 12 kali pemberian," jelas Dr. Fitria.
Kreativitas dalam Menyajikan Makanan
Salah satu kunci penting untuk membuat anak tidak pilih-pilih makanan adalah dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan serta menyajikan makanan dengan cara yang kreatif. Orang tua dapat mencoba mengubah rasa, tekstur, dan bentuk makanan agar lebih menarik bagi anak. Sebagai contoh, anak yang menyukai buah bisa diperkenalkan dengan makanan lain yang dikombinasikan dengan buah.
"Contohnya, anak yang suka buah dapat mencampurkan makanan dengan sensasi buah seperti (membuat) mango sticky rice, ayam nanas," saran Dr. Fitria.
Makanan tidak hanya soal nutrisi, tetapi juga tentang pengalaman makan yang melibatkan semua indera. Anak-anak, terutama pada usia dini, cenderung tertarik pada warna, bentuk, dan tekstur makanan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk kreatif dalam menyajikan makanan yang tidak hanya sehat, tetapi juga menarik secara visual.
Menciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Selain variasi dalam menu, suasana makan yang menyenangkan juga berperan besar dalam membantu anak mengatasi kebiasaan pilih-pilih makanan. Dr. Fitria menyarankan agar orang tua tidak terlalu keras memaksa anak untuk makan, tetapi menciptakan suasana yang rileks dan positif saat makan. Dengan demikian, anak akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencoba makanan baru.
"Orang tua bisa menghadirkan suasana makan yang menyenangkan dan menu makanan yang bervariasi untuk melatih anak mengonsumsi beragam makanan agar tidak hanya memilih makanan yang disukai," tambahnya.
- Konsumsi Sabu, Pria di Medan Ini Habisi Pasangan Usai Berhubungan Intim
- 12 Peserta Program Pertukaran Pelajar Medan ke Gwangju Korsel, Ini Pesan Bobby Nasution
- Pilkada Jatim, Risma Bakal Terapkan SLTA Tanpa Bayar dan Makan Siang Gratis
- Nestapa Petani di Bromo, Diperintah Rawat Tanaman Ternyata Ladang Ganja Berujung Bui
- Gempa Bumi 5,3 Magnitudo Guncang Padang Sidempuan
Berita Terpopuler
-
VIDEO: Jokowi Tak Mau Buru-Buru soal Pindah ke IKN "Pindahan Rumah Ruwetnya Saja Kayak Gitu"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
VIDEO: Jokowi soal Pindah ke IKN "Semua Harus Dipersiapkan, Tinggal Bawa Baju"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Respons Jokowi soal Seskab Definitif Pengganti Pramono Anung
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi: Pekerjaan akan Hilang 85 Juta di Tahun 2025, Muncul Otomasi & AI
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
merdeka.com 19 Sep 2024