Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Sebagian Besar Makanan Bayi yang Dijual di Pasaran Ternyata Kurang Sehat
Penelitian terbaru mengungkap bahwa sebagian besar makanan bayi yang dijual ternyata kurang sehat.
Sebagai orang tua yang sibuk, mencari makanan yang praktis dan enak untuk bayi Anda bisa menjadi tantangan tersendiri. Ketika Anda melihat kemasan yang menjanjikan seperti "organik," "tanpa pemanis tambahan," atau "bebas pengawet," Anda mungkin berpikir bahwa produk tersebut adalah pilihan yang sehat. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan fakta yang mengejutkan: hampir 60% makanan bayi yang dijual di pasaran ternyata tidak memenuhi standar gizi yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients ini menganalisis lebih dari 600 produk dari 10 supermarket terbesar di Amerika Serikat. Hasilnya, 70 persen produk untuk bayi dan balita tidak memenuhi persyaratan protein yang ditetapkan oleh WHO, sementara 44 persen produk melebihi batas kandungan gula yang disarankan. Dr. Elizabeth Dunford, penulis utama penelitian ini dan seorang ahli kebijakan kesehatan pangan sekaligus dosen di University of North Carolina di Chapel Hill, juga seorang ibu dari dua anak kecil.
-
Kenapa diet makanan bayi berbahaya? Masalah utama dari diet ini adalah kekurangan serat, lemak, dan protein yang diperlukan tubuh. Menurut The National Fiber Council, kekurangan serat dapat menyebabkan masalah pencernaan.
-
Makanan apa yang bisa berbahaya untuk bayi? Beberapa makanan yang sering dianggap sehat ternyata dapat membahayakan kesehatan bayi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui jenis-jenis makanan yang perlu dihindari dan memahami cara memberikan nutrisi yang tepat untuk buah hati mereka.
-
Makanan apa yang gak boleh dimakan bayi? Berikut ini adalah beberapa makanan yang harus dihindari bayii di bawah 1 tahun yang wajib orang tua ketahui.
-
Apa yang sebaiknya dihindari dalam makanan anak? Orang tua sebaiknya menghindari penambahan gula yang telah diolah dalam makanan anak. Gula rafinasi dan pemanis buatan sering kali ditemukan dalam banyak produk makanan kemasan, yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada anak.
-
Apa saja penyebab penyakit anak akibat makanan? Makanan seperti daging, ayam, ikan, hingga susu bisa menjadi sumber kontaminasi jika tidak ditangani dengan benar.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
Dunford memulai penelitiannya dari rasa penasaran pribadi saat berbelanja di toko-toko besar. Sebagai seorang yang berpendidikan dalam bidang ini, ia merasa sulit untuk dengan cepat menentukan produk makanan bayi mana yang lebih baik untuk anak-anaknya.
"Saya sendiri sering tergoda untuk mengambil kantong makanan yang praktis hanya karena klaim yang menarik di bagian depan kemasannya," ungkap Dunford. Ironisnya, dari semua produk yang diteliti, tidak ada satu pun yang benar-benar memenuhi klaim promosi yang digunakan pada kemasannya.
Kegagalan produk-produk ini dalam memenuhi atau bahkan melebihi persyaratan gizi WHO bukan hanya berdampak pada kesehatan jangka pendek anak-anak, tetapi juga memiliki implikasi jangka panjang. Memperkenalkan makanan pada usia dini akan membentuk preferensi rasa dan bahan makanan di masa depan, ujar Dr. Denise Diaz Payán, seorang profesor kebijakan kesehatan dengan keahlian dalam bidang gizi dan disparitas kesehatan di Joe C. Wen School of Population and Public Health, University of California, Irvine.
Salah satu ancaman khusus yang ditimbulkan oleh kantong makanan praktis adalah dampaknya terhadap perkembangan kemampuan makan anak. "Menyedot saus apel dari kantong menghilangkan kemampuan anak untuk belajar makan dengan sendok," kata Dunford.
"Jika mereka tidak pernah mulai makan dari mangkuk dengan sendok dan tidak mengalami kekacauan yang kita semua alami saat masih kecil, mereka kehilangan fase penting dalam perkembangan perilaku makan."
Dunford menyarankan agar orang tua lebih teliti saat berbelanja untuk anak-anak mereka.
"Luangkan waktu sejenak untuk melihat kandungan gula total di bagian belakang kemasan, periksa apakah ada gula tambahan, dan teliti daftar bahan-bahannya untuk memastikan tidak ada yang mencurigakan," sarannya.
Namun, tidak semua orang tua mengambil langkah ini. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang tidak membalik kemasan untuk melihat labelnya, dan jika pun mereka melakukannya, hanya sedikit yang benar-benar memahami apa yang mereka baca atau cari. Oleh karena itu, pengenalan label di bagian depan kemasan, seperti yang telah dilakukan di Chili, Meksiko, dan beberapa negara lainnya, bisa menjadi perubahan kebijakan kecil yang berdampak besar.