Kental Manis Dikonsumsi Ibu Hamil dan Diberikan pada Bayi, Ini Bahayanya
Konsumsi kental manis pada ibu hamil dan juga bayi bisa berdampak bahaya dan perlu diwaspadai.
Konsumsi kental manis pada ibu hamil dan juga bayi bisa berdampak bahaya dan perlu diwaspadai.
-
Kenapa susu kental manis tidak boleh dikonsumsi bayi? Meskipun terdapat banyak kandungan gizi, BPOM RI menginformasikan bahwa jenis susu ini tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu (ASI) dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan. Pasalnya bayi dan balita membutuhkan ASI dan susu yang diformulasikan khusus untuk menunjang tumbuh kembangnya.
-
Makanan apa yang bisa berbahaya untuk bayi? Beberapa makanan yang sering dianggap sehat ternyata dapat membahayakan kesehatan bayi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui jenis-jenis makanan yang perlu dihindari dan memahami cara memberikan nutrisi yang tepat untuk buah hati mereka.
-
Kenapa minuman manis bahaya? 'Minuman manis seperti soda atau teh kemasan mengandung gula tambahan dalam jumlah besar yang langsung meningkatkan kadar gula darah tanpa memberikan manfaat gizi,' kata Pelaksana Sementara Ketua Harian YLKI, Indah Sukmaningsih, dilansir dari Antara.
-
Makanan apa yang harus dihindari saat hamil? Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil Trimester Kedua Selama trimester kedua kehamilan, ibu hamil harus berhati-hati dalam memilih makanan untuk memastikan kesehatan dirinya dan perkembangan janin.
-
Makanan apa yang aman untuk ibu hamil? Ibu hamil diwajibkan makan makanan yang sehat dan bergizi untuk pertumbuhan janin. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi ialah sayuran, buah-buahan dan makanan yang mengandung nutrisi baik.
-
Kenapa kolesterol tinggi berbahaya bagi ibu hamil? Kolesterol tinggi selama kehamilan bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan bagi ibu dan janin.
Kental Manis Dikonsumsi Ibu Hamil dan Diberikan pada Bayi, Ini Bahayanya
Kental manis sering kali dianggap sebagai susu yang menyehatkan oleh banyak masyarakat Indonesia. Tidak sedikit orang tua yang rutin memberikan kental manis pada anak-anak mereka, baik sebagai minuman maupun sebagai campuran roti.
Bahkan, penggunaan kental manis tidak terbatas pada anak-anak saja, tetapi juga dikonsumsi oleh ibu hamil. Namun, pandangan ini salah dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu hamil dan bayi mereka.
Menurut data penelitian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), konsumsi kental manis oleh ibu hamil mencapai angka yang mengkhawatirkan, yakni 70 persen. Hal ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat belum teredukasi bahwa kental manis bukanlah susu yang dapat memberikan manfaat kesehatan seperti susu pada umumnya.
Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, bekerja sama dengan YAICI, melakukan penelitian terkait kesalahan konsumsi kental manis oleh masyarakat. Penelitian ini menyasar kota Bekasi dan bertujuan untuk mencegah gangguan gizi dan stunting pada anak.
"Kita juga akan melakukan penelitian bersama dengan YAICI terkait dengan stunting dan kental manis," kata Diah Lestari Budiarti, perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah.
Diah menambahkan, penelitian ini penting untuk memberikan gambaran komprehensif terkait penggunaan kental manis di Kota Bekasi. "Mereka (warga kota Bekasi), secara pendidikan bagus tapi belum tahu tentang kental manis itu bukan susu. Jadi ini jadi tantangan buat kita," ungkap Diah.
Melalui penelitian ini, Diah berharap dapat membantu menurunkan angka konsumsi kental manis.
"Harapannya konsumsi kental manis dapat terus menurun," ucap Diah.
Untuk menyukseskan penelitian ini, seluruh kader Pengurus Cabang Aisyiyah (PCA) dan seluruh PAUD serta TK di Kota Bekasi akan dilibatkan.
"Nantinya bakal melibatkan PAUD dan TK se-kota Bekasi. Seluruh kader Aisyiyah kota Bekasi juga turut digerakkan," kata Diah.
Bahaya Konsumsi Kental Manis
Kasus bayi obesitas Muhammad Kenzi Alfaro yang terjadi pada Maret 2023 menjadi contoh nyata bahaya konsumsi kental manis secara berlebihan. Bayi yang baru berusia satu tahun empat bulan ini memiliki berat badan mencapai 27 kg akibat konsumsi kental manis yang berlebihan.
Kandungan gula dalam satu porsi kental manis dapat lebih dari 50 persen total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Pemenuhan gizi tidak dapat dipenuhi satu-satunya dari SKM. Kadar gula yang cukup tinggi juga harus menjadi perhatian," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Siti Nadia Tarmizi.
Selain itu, kental manis tidak dapat menggantikan ASI dan tidak cocok untuk bayi hingga usia 12 bulan. Anak yang berusia di atas satu tahun dapat mengonsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau UHT, atau susu formula pertumbuhan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menyatakan bahwa kental manis tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai minuman tunggal berupa susu, tetapi hanya sebagai toping, pelengkap, atau campuran pada makanan atau minuman seperti roti, martabak, kopi, teh, dan lainnya.
Penelitian dan edukasi mengenai penggunaan kental manis sangat penting untuk mencegah misinformasi dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya.
Edukasi yang efektif diharapkan dapat menurunkan konsumsi kental manis, khususnya di kalangan ibu hamil dan bayi. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami bahwa kental manis bukanlah susu yang dapat memberikan manfaat kesehatan seperti yang banyak dipercaya.