Wanita Indonesia lari dari sindikat pelacuran di Malaysia
Wanita itu pura-pura sakit untuk izin ke klinik. Dia tidak pergi ke klinik tetapi lari menyelamatkan diri.
Seorang perempuan warga negara Indonesia berhasil menyelamatkan diri dari sindikat pelacuran di Johor Bahru, Malaysia, setelah ia berpura-pura sakit dan diizinkan oleh mucikari untuk berobat di klinik.
Dalam kejadian pada Rabu (11/12) itu, perempuan tersebut tidak pergi ke klinik namun melarikan diri ke Kompleks Kementerian Dalam Negeri di Setia Tropika untuk minta perlindungan, demikian dilaporkan media-media lokal di Kuala Lumpur, Kamis (12/12).
Mendapat aduan tersebut, pihak imigrasi Malaysia melakukan penggerebekan ke sebuah tempat urut di Permai Jaya serta menahan 10 wanita Vietnam dan seorang wanita Indonesia berusia sekitar 20 tahun.
Ketua Operasi Bersepadu 6P Kantor Imigrasi Johor, Masri Adul mengatakan, berdasar pengakuan korban, ia ditipu satu sindikat di Batam, Indonesia, yang menjualnya pada harga 5 ribu ringgit (Rp 18,5 juta) kepada sindikat pelacuran itu.
"Wanita itu mengaku pada mulanya ditawari kerja sebagai pelayan di negara ini oleh sindikat di Batam. Namun sampai di sini tiga bulan lalu dia dipaksa menjadi pelacur di lokasi yang diakui sebagai tempat urut itu," kata Masri dikutip antara.
"Ia juga mengaku beberapa rekannya di tempat tersebut bernasib sama dijual oleh sindikat di negara asal sebelum dipaksa menjadi pelacur di kota ini. Namun tersangka penjaga wanita gagal ditangkap," katanya.
Hasil pengusutan mendapati, tempat urut tersebut sudah beroperasi sejak berapa bulan lalu dan sering dikunjungi pelanggan karena menawarkan jasa seks dengan harga antara 50 hingga 130 ringgit (Rp 175 ribu-Rp 480 ribu).
"Kita akan menjalankan pengusutan lanjut atas kasus ini untuk memastikan wanita-wanita yang ditahan itu juga menjadi korban perdagangan orang atau bekerja dengan sukarela," katanya.