Warga Kabupaten Bandung anggap kunjungan pejabat tak berguna
Mereka cuma ingin solusi jitu supaya tak mesti kebanjiran lagi saban tahun.
Warga terdampak banjir di Kabupaten Bandung seolah bosan dengan tradisi pejabat yang menyambangi wilayahnya saban tahun, ketika banjir menyapa. Mereka merasa hal itu tidak memberikan jalan keluar langsung terhadap bencana itu.
Mereka malah merasa justru banjir setiap tahunnya tambah parah. Warga Kabupaten Bandung, Senin (14/3) sore didatangi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Bandung Dadang Naser. Usai meninjau dapur umum, rombongan pejabat ini menengok Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Kedatangan mereka memang tak begitu disambut dengan hangat oleh warga. Reaksi dingin seolah mencerminkan warga sudah jemu atas sikap pemerintah yang tidak menemukan solusi, lantaran banjir masih saja jadi permasalahan rutin.
"Enggak ada dampak. Menteri cuma nengok solusinya apa? Mending enggak ditengok, tapi bantuan ada," kata Asep Nanang (38) warga Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Asep meminta pejabat sudah berganti-ganti supaya fokus membenahi banjir di Selatan Kota Bandung itu. "Saya cuma minta solusinya. Pemerintah itu digaji buat mikirin kita," ujar Asep.
Solusi relokasi memang sempat ditawarkan pemerintah, supaya kawasan di sekitaran Sungai Citarum tidak ada lagi pemukiman. Warga lainnya, Ani Sumartini (38), mengaku siap dipindahkan asal tawaran diajukan masuk akal.
"Direlokasi mau saja daripada kelelep terus. Asal harganya ya selayaknya saja," kata Ani.
Ani merasa tidak membutuhkan kehadiran menteri atau pejabat lainnya jika cuma sebatas pencitraan. Dia hanya ingin pemecahan secepatnya dan jitu bagi seluruh warga terkena banjir.
"Saya cuma ingin enggak kebanjiran saja. Enggak lihat siapa menterinya," ucap Ani yang rumahnya terendam banjir hingga ketinggian tiga meter.