Warga Kepulauan Meranti Tewas Diterkam Buaya saat Cari Udang di Sungai
Jasad korban ditemukan dengan keadaan tidak utuh lagi. Kaki sebelah kanan sudah hilang dan kaki sebelah kiri tinggal tulang.
Syahbudin (54) seorang warga Desa Kayu Ara Kabupaten Kepulauan Meranti tewas diterkam buaya. Dia tewas dengan kondisi mengenaskan.
"Jasad korban ditemukan dengan keadaan tubuh tidak utuh lagi. Kaki sebelah kanan sudah hilang dan kaki sebelah kiri tinggal tulang, alat kelamin sudah tidak ada lagi," ujar Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul kepada merdeka.com Senin (1/5).
-
Bagaimana cara buaya tersebut ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Dimana buaya tersebut ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Apa yang ditemukan di perut mumi buaya itu? Para peneliti memindai mumi buaya berusia 3.000 tahun dan menemukan di dalam perut hewan purba itu ada kait perunggu.
-
Di mana buaya biasanya tinggal? Buaya menyebar luas di berbagai habitat, termasuk sungai, danau air tawar, muara air asin, laguna, dan rawa bakau.
-
Kenapa buaya itu dijadikan persembahan? Buaya ini dijadikan persembahan terhadap dewa buaya Mesir kuno, Sobek.
-
Dimana mumi buaya ini ditemukan? “Penelitian sebelumnya lebih menyukai teknik invasif seperti membuka bungkusan dan otopsi, radiografi 3D memberikan kemampuan untuk melihat ke dalam tanpa merusak artefak penting dan menakjubkan ini,” jelas ahli arkeozoologi Universitas Manchester, Lidija McKnight.
Andi menjelaskan, peristiwa tersebut berawal pada Sabtu, (29/4) sekitar pukul 20.00 Wib. Saat itu, korban pergi ke sungai dengan menggunakan perahu ditemani oleh adik korban yang bernama Abu Bakar. Perahu yang digunakan ada dua.
"Saat mencari udang, korban dan adik kandungnya berpisah lokasi tempat pencarian udang. Kemudian berselang beberapa menit, adik kandung korban, melihat perahu yang dibawa korban tidak kelihatan," ucap Andi.
Tak ayal, adik korban lalu mendekati perahu tersebut dan menyenternya. Tetapi korban tidak ada di dalam perahu. Dia pun kebingungan karena sang kakak hilang.
Lalu adik korban itu menghubungi kepala desa dan bhabinkamtibmas dibantu masyarakat setempat. Mereka bersama-sama untuk melakukan pencarian.
Akhirnya korban ditemukan pada Minggu (30/4) sekitar pukul 11.30 Wib. Kuat dugaan korban diterkam buaya karena terdapat jejak gigitan buaya di tubuh korban
"Selanjutnya korban sudah dibawa ke rumah duka dan dilanjutkan untuk dikebumikan. Anggota polisi juga ikut serta saat pemakaman korban," jelasnya.
(mdk/tin)