Warga Purwokerto keluhkan tarif parkir jelang lebaran
Banyak pihak yang menaikkan tarif sepihak dengan mengambil momen jelang lebaran.
Warga Purwokerto Jawa Tengah dibuat resah akibat tarif parkir yang naik hingga 100 persen. Jika pada hari biasanya, tarif parkir roda dua di zona-zona parkir yang ada hanya Rp 1.000, jelang lebaran menjadi Rp 2 ribu untuk kendaraan roda dua.
Kondisi tersebut dikeluhkan Warga Purwokerto, Didin (40) yang harus merogoh kocek lebih untuk membayar parkir motor di Pasar Wage Purwokerto. "Biasanya bayar Rp 1.000 tetapi sekarang jadi Rp 2 ribu. Saya sempat protes kepada tukang parkirnya, tetapi mereka berdalih itu berasal dari Dinas Perhubungan," katanya, Senin (6/7).
Selain Didin, warga Purwokerto lainnya Sigit (34) mengaku bingung dengan adanya tarif parkir yang naik di semua zona parkir yang ada di Purwokerto. "Ini naiknya tak ada pemberitahuan resmi sama sekali. Kami jadi bingung, apalagi saat ini juga banyak tukang parkir yang tidak menggunakan seragam dari dishub," tuturnya.
Dari pantauan di sejumlah tempat parkir, tarif parkir kendaraan roda dua di Purwokerto menjelang lebaran naik menjadi Rp 2 ribu. Kondisi tersebut membuat warga mempertanyakan kebijakan pemerintah, kondisi tersebut kerap terjadi tiap tahun. Pada tahun lalu, menjelang lebaran, tarif parkir juga dinaikkan secara sepihak oleh tukang parkir.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Santoso Edy Prabowo menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan tarif parkir. "Kami tetap sesuai dengan aturan, parkir kendaraan roda dua seribu dan roda empat dua ribu," tegasnya.
Diakui Edi, banyak pihak yang menaikkan tarif sepihak dengan mengambil momen jelang lebaran."Kadang-kadang mereka mengambil kesempatan saat mau lebaran seperti saat ini. Kami tegaskan, dinas tidak pernah mengambil kebijakan tersebut," ujarnya.
Mengenai solusi yang diambil pemerintah, Edi mengaku sudah berkali-kali melakukan penertiban dengan cara menegur juru parkir yang menaikkan tarif sepihak. "Tetapi setelah ditegur biasanya muncul di tempat lain. Akhirnya, kita selalu melakukan monitoring saja di lapangan," tuturnya.