Warga Rembang tolak semen blokir & bikin tenda di pintu masuk pabrik
Warga Rembang tolak semen blokir & bikin tenda di pintu masuk pabrik. Aksi pemblokiran dilakukan warga dengan cara memasang bambu di tengah jalan akses masuk ke pabrik semen Rembang, dan mengibarkan puluhan bendera merah putih serta poster berisi tulisan tuntutan.
Puluhan warga penolak berdirinya pabrik PT Semen Indonesia di Rembang, memblokir dan mendirikan tenda di pintu masuk pabrik, Tegaldowo, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (10/2).
Aksi pemblokiran dilakukan warga dengan cara memasang bambu di tengah jalan akses masuk ke pabrik semen Rembang. Dengan mengibarkan puluhan bendera merah putih dan memasang poster warna putih bertuliskan PT Semen Indonesia Disegel Rakyat dan Kami Yakin Pak Jokowi Pro Petani. Mereka juga meneriakan yel-yel;
"Ibu Bumi Wis Maringi, Ibu Bumi Dilarani, Ibu Bumi Kang Ngakhiri-Lha Illahailallah. Almalukul Hakulmubin Muhammadurosulullaoh Shodikul Wabilamin," teriak peserta.
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Joko Prianto saat dikonfirmasi mengungkapkan jika putusan MA sudah jelas membatalkan dan memerintahkan mencabut izin lingkungan.
"Ditambah dengan pernyataan Ganjar Pranowo untuk menghentikan aktivitas pabrik semen Rembang. Sementara itu, jelas dalam Pasal 36 UU no 32 Tahun 2009 bahwa izin lingkungan adalah izin yang harus dipenuhi dalam usaha dan atau kegiatan. Akan tetapi, semua itu tidak dihiraukan oleh PT Semen Indonesia. Sementara baik Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Daerah seakan menutup mata, bungkam dan seperti membiarkan pelanggaran ini. PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang saat ini adalah tidak berizin atau ilegal," tegasnya.
Wakapolres Rembang Kompol Pranandya Subiyakto saat dikonfirmasi merdeka.com membenarkan jika telah terjadi pemblokiran pintu masuk.
"Aksi pemblokiran dilakukan oleh warga karena mereka menginginkan tidak adanya aktivitas di pabrik semen. Aksi ini diikuti oleh sekitar 50 sampai 75 orang," terangnya.
Pranandaya menjelaskan jika selama aksi berlangsung sebanyak 90 personel Polres Rembang dengan di-backup sebanyak 40 personel Brimob Pati mengamankan sepanjang berlangsungnya aksi. Tidak ada gejolak maupun insiden apapun selama aksi berlangsung.
"Hingga pukul 16.00 WIB sore tadi setelah kita melakukan negosiasi, akhirnya karena sesuai aturan pukul 17.00 WIB aksi masa harus dihentikan maka aksipun usai dengan damai," pungkasnya.