Waseso bandingkan BNN-KPK: Novel kena dibiayai negara, anggota saya mati ya mati aja
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso mengaku sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberi asuransi keselamatan untuk anggotanya. Menurutnya, selama ini anggota BNN tak memiliki asuransi keselamatan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso mengaku sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberi asuransi keselamatan untuk anggotanya. Menurutnya, selama ini anggota BNN tak memiliki asuransi keselamatan.
"Saya sudah mengusulkan ke pemerintah yang pertama asuransi keselamatan anggota saya, yang selama ini tidak pernah terjadi, anggota kita tak pernah asuransi ya sudah kalau mati mati saja, tidak ada tunjangan apapun, luka di rumah sakit tidak ada tunjangan disuruh sendiri saja," kata Budi Waseso di kediamannya, Kompleks TNI AD, Bulak Rantai Blok G, No 86, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8).
Dia membandingkan dengan yang didapat penyidik KPK, Novel Baswedan. Biaya perawatan Novel ditanggung oleh negara.
"Kan beda menangani KPK Novel, kena dibiayai negara. Anggota saya mati, ya mati aja loh, ya kan," katanya.
"Ini kan seperti itu semua harus rata tadi keselamatan anggota harus terjamin, kemudian asuransi. Supaya tadi saya bilang, saya sedang ajukan pemerintah bahwa TPPU yang kita dapat itu sebagian dana intensif anggota yang mengungkap, harus fer kita," kata Buwas.
Pihaknya mengaku tengah mengatur soal berapa besarannya dengan Menteri Keuangan. Dia mengatakan gaji saja tak cukup buat anggota BNN tpi harus disertai dengan asuransi keselamatan.
Baca juga:
Budi Waseso sebut aparat narkoba sudah berkhianat ke negara, halal ditembak mati
Awasi peredaran narkoba, Budi Waseso sudah petakan pejabat dan artis
Budi Waseso akui di kompleks TNI ada peredaran narkoba
Waseso ungkap jual beli rekomendasi rehabilitasi buat pecandu
Waseso: Saya hobi berburu, tak salah Presiden tunjuk jadi Kepala BNN
Budi Waseso makin mirip Duterte, berambisi tembak mati bandar narkoba
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.