Waseso: Indonesia kena sampah narkobanya Malaysia
Waseso: Indonesia kena sampah narkobanya Malaysia. Alasan terbentur undang-undang digunakan pihak Negeri Jiran sulit mengungkap kasus narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengungkapkan jika Indonesia menjadi sampah peredaran narkoba dari Malaysia. Ia kecewa lantaran hukum di Negeri Jiran akan penindakan peredaran narkoba belum tegas.
Hal itulah yang menjadi penyebab banyaknya pengedar bahkan bandar narkoba yang ditangkap di Indonesia merupakan warga negara Malaysia. Alasan terbentur undang-undang digunakan pihak Negeri Jiran sulit mengungkap kasus narkoba.
"Kenapa dari Malaysia terus (jaringan narkotika) padahal punya hubungan negara. Tapi Malaysia juga tidak seperti yang kita inginkan," ujar Waseso saat rilis penangkapan sabu 10 kg, di kantor BNN, Jakarta Timur, Selasa (25/7).
Waseso menerangkan kerjasama yang sulit dilakukan antara Indonesia dan Malaysia karena terbentur oleh peraturan undang-undang di negara Malaysia, dan itu menjadi salah satu alasan yang dipakai oleh Malaysia. Sinergi antar kedua negara tersebut padahal sangat diperlukan, agar pemberantasan narkoba di Indonesia bisa makasimal.
"Mereka selalu berkelit dengan aturannya. Boleh mereka protes tapi faktanya negara itu tidak care. Kalau Asean itu kan saling bekerjasama antarnegara untuk melawan. Tapi itu (Malaysia) tidak. Kita yang menampung sendiri. Malah jadi pangsa pasarnya. Kena sampahnya (narkoba Malaysia) saja," terangnya.
Dengan semakin banyaknya para bandar narkoba jaringan Internasional yang masuk ke Indonesia. Waseso meminta kepada masyarakat agar bisa membantu pemerintah dalam upaya untuk melakukan pemberantasan narkoba, terutama di wilayah perbatasan.
"Saya ingin mengimbau kepada masyarakat Indonesia bahwa ini kita menghadapi permasalahan narkotika harus serius menangani bersama-bersama. Kalau tidak ini manusia (bandar narkoba) akan trus bekerja mengubah modus operandi," tandasnya.
Diketahui, Diketahui, pada Rabu (19/7) BNN berhasil mengamankan Jan (28) di sebuah rumah di daerah Sei Beduk, Batam. Jan diduga kuat berperan sebagai pengedar dan pengepul narkotika.
"Peredarannya telah berhasil ditangkap di Bandara Soekarno Hatta seberat 2.02 kg sabu dengan jumlah tersangka 3 orang tersangka (semuanya laki-laki), Jambi seberat 1 kg sabu dengan jumlah tersangka 2 orang (semuanya perempuan), Bali seberat 0,5 kg sabu dengan jumlah tersangka sebanyak 2 orang (semua laki-laki), dan Palembang seberat 4 kg sabu dengan tersangka 4 orang (3 perempuan dan seorang laki-laki), dengan total barang bukti sabu seberat 7,52 kg dengan modus diselipkan di dalam sepatu," kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Kantor BNN, Jakarta Timur, Selasa (25/7).
Setelah dilakukan penggeledahan, petugas berhasil menyita sabu seberat 10.534 kilogram, yang disimpan di mesin cuci.
"Setelah dilakukan penggeledahan di rumah Jan, petugas menyita sabu seberat 10.534 kilogram yang disembunyikan dalam mesin cuci. Sabu berasal dari Malaysia," pungkasnya.