Wowon Ternyata Punya Julukan 'Aki Banyu' untuk Perintahkan Pembunuhan Berantai
Hengki menjelaskan, sosok 'Aki Banyu' merupakan tokoh fiktif alias tidak ada dan dikenal oleh dua tersangka lain yakni, Solihin dan Dede Solehudin.
Salah satu tersangka pembunuhan berantai Wowon memiliki julukan sendiri yaitu 'Aki Banyu'. Julukan itu merupakan modus operandi untuk menghabisi nyawa kesembilan korbannya.
"Kita juga ada temukan modus yang lain, korban operandi daripada pelaku. Jadi ini cukup unik. Ternyata tersangka Wowon ini berperan sebagai 'Aki Banyu'," ucap Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Selasa (24/1).
-
Kenapa dukun suka bakar menyan? Kenopo dukun senengane bakar menyan? Lha yen bakar sate, ngko malah podo ngeleh kabeh pasiene.
-
Kapan kerukunan dalam pemilu diuji? Proses politik yang sengit antar kandidat calon pemilu, kerap kali memunculkan perbedaan pendapat antar masyarakat.
-
Di mana makam dukun tersebut ditemukan? Lokasi penemuan ini adalah Kompleks Arkeologi Pacopampa, yang terletak di dataran tinggi utara Peru.
-
Kapan doa mimpi buruk dibaca? Doa mimpi buruk ini bisa dibaca ketika bangun tidur.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Kuburan Sukun? Kompleks Kuburan Sukun di Kota Malang ini unik karena punya koridor pintu di bagian depannya. Tak hanya itu, di sisi kanan dan kiri koridor pintu ada gedung yang difungsikan sebagai perkantoran.
Hengki menjelaskan, sosok 'Aki Banyu' merupakan tokoh fiktif alias tidak ada dan dikenal oleh dua tersangka lain yakni, Solihin dan Dede Solehudin.
Keterangan dari dua tersangka, 'Aki Banyu' adalah sosok yang dianggap sakral oleh mereka. Bahkan, Aki Banyu itu dikatakan sangat sulit ditemui dan tidak sembarang orang menemuinya. Meskipun mereka belum pernah bertemu sama sekali.
Selama melakukan pembunuhan, Duloh dan Dede hanya mendapatkan perintah dari 'Aki Banyu' melalui sambungan telepon. Namun, sosok 'Aki Banyu' terbongkar oleh polisi usai dilakukan penangkapan terhadap ketiga tersangka.
"Dan pada saat kami tangkap HP yang atas nama 'Aki Banyu' ini dipegang oleh Wowon," beber Hengki.
Setelah ditangkap, Duloh dan Dede selama ini tidak mengetahui pasti siapa sosok 'Aki Banyu' baru diketahui mereka yang ternyata adalah rekan sekaligus otak dari pembunuhan yang tidak lain adalah Wowon.
"Jadi tokoh yang dianggap sakral yang sudah ditemui padahal itu Wowon. Bahkan tersangka Duloh dan Dede setelah sekian lama tahu bahwa itu adalah wowon ternyata pas ditangkap itu," kata Hengki.
Profesi Wowon
Hengki menjelaskan kedua tersangka dapat percaya bahwa suara saat berkomunikasi melalui telepon adalah 'Aki Banyu' alias Wowon. Dikarenakan Wowon yang memliki profesi sebagai dalang sehingga mampu untuk mengubah suaranya.
"Si wowon ini profesinya adalah dalang jadi suaranya bisa berubah berubah dipraktekan pada saat pemeriksaan kemarin," jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya.
Kendati demikian, dirinya menegaskan pemeriksaan terhadap para pelaku serta beberapa saksi hingga saat ini masih terus dikembangkan oleh pihaknya. Sehingga tidak menimbulkan korban-korban lainnya.
"Ini selain penegakan hukum, secara premitif edukasi kepada masyarakat dan memberikan edukasi secara preventif terhadap pelaku-pelaku lain bahwa modus ini sudah diketahui oleh polisi dan masyarakat luas jangan cova coba melakuman modus seprrti ini," tutup dia.
Peran Ketiga Tersangka
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengungkap seluruh peran dari tiga tersangka pembunuhan berencana. Dengan peran masing-masing melancarkan aksi meracuni korban sekeluarga di Bekasi.
"Pelaku ada saudara, Wowon Erawan alias Aki, Solihin Alias Duloh, dan saudara M Dede Solehudin ketiganya ternyata orang dekat dari para korban," kata Fadil.
Berawal dari Dulah, menarasikan dirinya untuk mampu meningkatkan kekayaan seseorang. Lalu menyuruh Aki untuk mencari korban, ketika korban telah merasa ditipu oleh Dulah barulah para korban direncanakan dibunuh.
Nyatanya pembunuhan juga tidak menyasar kepada korban, namun orang yang mengetahui kejahatan mereka tak luput jadi sasaran. Seperti Ai Maimunah (40); Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16).
Mereka dibunuh dengan cara diracuni, karena dianggap berbahaya mengetahui kejahatan yang dilakukan para tersangka. Atas tindak pidana penipuan berkedok supranatural demi memberikan kekayaan.
"Maka, Aki melaporkan kepada Dulah, maka Dulah yang mengeksekusi dengan mengajak korban ke rumahnya. Dikasih minum racun, dan orang yang mengetahui pun dianggap berbahaya (3 korban diracun di Bekasi) maka akan dihilangkan," jelasnya.
Skenario pembunuhan lantas disusun Aki yang diduga jadi otak pembunuhan. Dengan berperan pemberi instruksi sekaligus pemberi dana untuk melakukan pembunuhan.
Sementara Duloh bertugas mengantar ketiga korban dari Cianjur ke Kontrakan di Bekasi yang menjadi TKP pembunuhan. Lalu tersangka lain, M Dede Solehudin bertugas menggali lubang di TKP, serta menyajikan kopi yang bakal dikasih racun untuk ketiga korban.
"Dan dari hasil pemeriksaan para tersangka mengakui memang pernah melakukan modus yang sama, melakukan pembunuhan," jelasnya.
Sedangkan dari tersangka Dede sendiri yang kedapatan menjadi korban keracunan. Ternyata ikut menegak minuman racun tersebut hingga dirinya ikut dirawat.
"Jumlah korban pembunuhan berantai di bekasi, 3 orang meninggal dunia. 1 selamat. Walaupun 1 selamat ini patut diduga terlibat tindak pidana penipuan. Kemungkinan akan kita sidik," sebutnya.
Mereka pun dijerat dengan Pasal 340 KUHP, subsider 338, 339 KUHP, ancaman pidana paling berat hukuman mati.
(mdk/ray)