YLKI duga ada mafia kasus vaksin palsu
Salah satu alasannya, bahan baku obat yang diracik di Indonesia semua berasal dari luar negeri.
Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menduga ada mafia dalam kasus vaksin palsu. Mafia itu bertugas mendatangkan vaksin palsu dari luar negeri dan menjualnya dengan harga hampir sama dengan vaksin asli produk lokal.
"Ini pasti ada mafia vaksin yang tidak diketahui keberadaannya selama 13 tahun peredaran vaksin palsu," kata Tulus dalam diskusi bertajuk 'Darurat Farmasi' di Jakarta, Minggu (24/7).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Bukan tanpa alasan Tulus menduga adanya mafia yang memesan vaksin palsu dari luar negeri. Salah satu alasannya karena bahan baku obat yang diracik di Indonesia semua berasal dari luar negeri.
"100 persen bahan baku obat kita masih impor, industri kita ini masih jadi tukang racik obat karena bahan baku semuanya masih impor," jelasnya.
Pihaknya berharap pemerintah bisa menyetop impor obat. Biofarma diyakini sudah cukup mampu memproduksi obat untuk masyarakat sekalipun masih menimbulkan efek demam terhadap konsumen.
"Nah Biofarma harus memperbaiki vaksinnya agar tidak lagi menimbulkan efek demam, seperti obat yang berasal dari Impor," kata Tulus.
Dia meminta pemerintah tidak main-main menyelesaikan persoalan vaksin palsu. Pemerintah dan aparat kepolisian harus bergerak aktif meringkus mafia tersebut. "Pemerintah harus segera mencari siapa mafia ini," ucapnya.
Baca juga:
YLBHI nilai negara pura-pura hadir dalam kasus vaksin palsu
Vaksin palsu bukti Indonesia darurat farmasi
DIB sebut vaksin palsu karena bobroknya sistem kesehatan Indonesia
Rumah tersangka vaksin palsu ada di Depok, DPRD sempat gusar
Ahok sebut banyak perusahaan swasta tak jelas ikut kelola limbah RS
Bareskrim serahkan satu berkas perkara vaksin palsu ke Kejaksaan