Abraham Samad siap maju di Pilpres 2019
Kendati begitu, dia tidak akan menolak jika dirinya diberikan amanah oleh masyarakat menjadi pemimpin Indonesia. Menurut dia, hal tersebut adalah kewajiban dari seorang warga negara.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad telah melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik. Komunikasi tersebut dibangun untuk membahas pencalonan dirinya di Pilpres 2019. Namun, dia enggan mengungkapkan partai mana yang telah mendekatinya.
"Ada beberapa (partai) tapi tidak perlu disampaikan," katanya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/3).
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Siapa Imad Aqil? Kelompok Hamas mempunyai sosok pejuang yang menjadi inspirasi mereka dalam melawan pasukan Israel. Imad Aqil, salah satu pejuang Hamas yang namanya dikenal di Palestina.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
Samad merasa tidak yakin pada akhirnya partai-partai tersebut tetap akan mengusungnya sebagai capres atau cawapres. Hal tersebut mengingat besarnya biaya politik yang harus dikeluarkan untuk maju dalam Pilpres.
"Yang jelas saya ini kan bukan orang partai. Kemudian bukan orang yang punya duit, apa partai-partai itu tetap mau terus melanjutkan mencalonkan saya tidak, itu jadi pertanyaan," jelasnya.
Kendati begitu, dia tidak akan menolak jika dirinya diberikan amanah oleh masyarakat menjadi pemimpin Indonesia. Menurut dia, hal tersebut adalah kewajiban dari seorang warga negara.
"Saya katakan bahwa kewajiban warga negara itu ada yang disebut kewajiban konstitusional apa pun. Bukan cuma jadi cawapres, jadi presiden apa pun ketika negara rakyat meminta, kita punya kewajiban," tutup Samad.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)