Ada Jokowi di balik alasan Gerindra tak lirik Ridwan Kamil
Ada Jokowi di balik alasan Gerindra tak lirik Ridwan Kamil. Sebagai partai yang berada di luar pemerintahan Jokowi-JK, Gerindra tidak ingin mengusung calon kepala daerah yang terafiliasi partai yang terang-terangan bakal mengusung Jokowi sebagai capres. Sebab Gerindra akan mengusung Prabowo sebagai capres 2019.
Nama besar dan tingginya elektabilitas seseorang tak menjadi jaminan mencuri perhatian partai politik untuk diusung sebagai bakal calon kepala daerah. Tengok saja nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Dilihat dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer nama Ridwan Kamil bertengger di posisi puncak dengan elektabilitas tertinggi dengan 25 persen. Tingginya elektabilitas Ridwan Kamil tidak serta merta membuat Partai Gerindra meliriknya.
Meskipun dunia politik dinamis, tapi secara tegas dan terang-terangan Partai Gerindra menutup pintu rapat-rapat untuk Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat 2018. Nama Kang Emil sapaan akrabnya, tak masuk dalam radar partai besutan Prabowo Subianto ini. Sikap politik Gerindra ini ada hubungannya dengan Presiden Joko Widodo.
-
Kenapa Ridwan Kamil mengingatkan Presiden Jokowi tentang pembangunan IKN? Dalam Rapat Koordinasi Nasional IKN, pria yang akrab disapa Emil itu mengaku pernah mengingatkan Presiden RI Joko Widodo tentang kompleksitas dalam membangun ibu kota negara baru.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Mengapa Gibran Rakabuming Raka mempersilakan pihak yang menggugat Presiden Jokowi? Gibran mempersilakan saja pihak-pihak yang ingin menggugat ayah kandungnya tersebut."Iya, iya silakan," ujar Gibran saat ditemui di Warakas, Jakarta Utara, Selasa (16/1).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kapan Pak Jokowi dijadwalkan menutup Rapimnas Gerindra? Rencananya Pak Prabowo akan membuka Rapat Pimpinan Nasional tersebut pada tanggal 30 Agustus hari Jumat. Dan rencananya Rapat Pimpinan Nasional akan ditutup tanggal 31 hari Sabtu malam oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Presiden Jokowi
-
Kenapa Ridwan Kamil memberikan anggaran untuk RW di Jakarta? Usulannya tersebut agar warga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian di wilayahnya masing-masing. "Masa Bandung bisa, Jakarta nggak? Apa yang terjadi? RW-RW warganya ikut mikirin mendesain sendiri wilayahnya. Coba bayangkan," jelasnya.
Sebagai partai yang menegaskan sikap berada di luar pemerintahan Jokowi-JK atau oposisi, Gerindra tidak ingin mengusung calon kepala daerah yang terafiliasi partai yang sudah terang-terangan bakal mengusung Jokowi sebagai calon presiden 2019. Bukan rahasia lagi, Kang Emil sudah terlebih dulu menerima dukungan politik Partai Nasional Demokrat, pendukung Presiden Jokowi.
"Sebetulnya bukan persoalan menolak pribadi, persoalannya adalah saudara Emil (sapaan Ridwan Kamil) yang kita dukung juga, sudah yang kami baca dari media, sudah menandatangani satu kesepakatan akan didukung oleh Nasdem," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di Gedung MUI, Jakarta, Rabu (26/4).
Bagi Gerindra, meminang calon kepala daerah yang didukung partai loyalis Jokowi, sama saja membiaskan misi partai untuk Pilpres 2019. Sebab, Gerindra dipastikan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. Sedangkan Ridwan Kamil setuju dengan pinangan Partai NasDem yang notabene pendukung Jokowi dalam Pilpres nanti.
"Dia akan mendukung Jokowi di 2019, kan berarti ada perbedaan kepentingan, sementara kami akan mendukung Prabowo di 2019, itu sebetulnya, jadi enggak ada urusan pribadi," tegasnya.
Pernyataan Fadli Zon mempertegas ucapan Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum Daerah Partai Gerindra Jabar Sunatra yang sudah jauh-jauh hari menyatakan sikap politik Gerindra tak mengusung Ridwan Kamil. Padahal Gerindra salah satu parpol yang mengantar Ridwan Kamil hingga sukses duduk di kursi Wali Kota Bandung.
"Kami tidak mungkin mengusungnya lagi," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum Daerah Partai Gerindra Jabar Sunatra di Bandung, Selasa (21/3).
Sunatra mencoret nama Ridwan Kamil dalam daftar bakal calon gubernur Jabar. Seperti yang disampaikan Fadli Zon, alasan utamanya adalah ada nama Jokowi di balik kontrak politik dari Partai Nasdem saat mengusung Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.
"Kami ada prinsip yang kami tidak akan mendukung Emil (sapaan Ridwan Kamil) dalam Pilgub Jabar, salah satunya mendukung Jokowi menjadi presiden lagi. Ini sudah enggak bisa kompromi karena kami punya calon yakni Pak Prabowo," ucap dia.
Saat Kang Emil diusung Partai NasDem, salah satu kontrak politik yang disepakati adalah mendukung Joko Widodo kembali menjadi Presiden tahun 2019. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, sebelum deklarasi pencalonan Ridwan Kamil dilakukan, ada sejumlah kesepakatan yang dibuat antara partainya dengan Ridwan Kamil. Dia menyebut ada tiga syarat yang harus dilakukan oleh Ridwan Kamil guna mendapat dukungan dari nasdem dalam kontestasi Pilkada 2018 mendatang.
Pertama, Ridwan Kamil harus bisa menjadikan Jabar sebagai benteng Pancasila yang melindungi seluruh warga masyarakat Jawa Barat. Syarat kedua, ketika memenangi pilkada dan duduk menjadi pemimpin Jawa Barat, Ridwan Kamil harus menjadi milik seluruh masyarakat dan Parpol yang ada. Surya Paloh meminta kepada Ridwan Kamil untuk tidak bergabung dengan partai apapun. Termasuk partai NasDem. Ini penting agar dalam menjalani tugas, Ridwan Kamil terbebas intervensi politik dan kepentingan golongan. Syarat ketiga, Ridwan Kamil harus mampu mampu mengkonsolidasikan roda pemerintahan di bawah dirinya. Dengan harapan dapat membawa peran serta masyarakat dalam memahami arti pembangunan nasional sekaligus mendukung Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang tengah berupaya mempercepat proses pembangunan sekaligus persiapan Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Mempercepat hasil hasil pembangunan di Jabar yang menimbulkan partisipasi masyarakat lebih kuat, optimisme lebih kuat hingga masyarakat memberikan kewajiban dirinya pada pilpres yang akan datang mendukung kembali Presiden Jokowi di masa yang akan datang. Inilah tiga syarat yang ditetapkan NasDem kepada Ridwan Kamil dan telah terjadi kesepakatan antara Ridwan Kamil dengan ketua umum Partai NasDem. Untuk itulah deklarasi pada hari dilaksanakan," ujar Surya Paloh.
Bagi Ridwan Kamil, sikap politik Gerindra bukan akhir dari segalanya. Dia tidak terkejut dengan langkah politik partai besutan Prabowo.
"Termasuk kalimat itu (menutup pintu dukungan) dalam politik itu enggak boleh kaget, karena bukan akhir segalanya. Kalau pun final enggak akan jadi masalah, hidup mah pengabdian," ujar Ridwan kepada wartawan di Bandung, Jumat (21/4).
"Makanya proses untuk menuju pengabdian harus berkompetisi. Kalau berkompetisi harus memilih kelompok, kalau memilih kelompok ada yang suka ada yang tidak suka. Kalau ada apapun wali kota Bandung mah 'moal' (tidak) akan baper," katanya.
Baca juga:
Usai Pilgub DKI, PKS-Gerindra makin lengket hingga koalisi di Jabar?
Presiden PKS siap koalisi dengan Gerindra di Pilgub Jabar 2018
Gerindra fokus usung kader internal di Pilgub Jabar 2018
Gerindra kembali tegaskan tak dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
PDIP ragukan koalisi Gerindra-PKS di Pilgub Jabar 2018
Gerindra pernah tawarkan Emil di Pilgub Jabar namun ditolak
Ahok dan Emil bikin Gerindra kapok calonkan kepala daerah nonkader