AHY dianggap paling cocok dampingi Jokowi, PDIP tak mau terjebak elektabilitas
Hasto menegaskan, Jokowi membutuhkan sosok cawapres yang sudah terlihat kontribusi, prestasi serta pengabdiannya untuk rakyat. Selain aspek-aspek itu, sosok cawapres yang layak mendampingi Jokowi harus mempunyai kesamaan visi misi dan bisa saling melengkapi.
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih oleh 22,4 persen responden sebagai calon wakil presiden yang paling cocok mendampingi Joko Widodo. Ini menurut hasil survei terbaru lembaga riset Indikator. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai penentuan cawapres Jokowi tidak hanya ditentukan berdasar tingginya elektabilitas.
"Jangan persempit menjadi pemimpin hanya karena faktor elektabilitas," kata Hasto di Kantor Ruangguru.com, Tebet, Jakarta, Jumat (4/5).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Hasto menegaskan, Jokowi membutuhkan sosok cawapres yang sudah terlihat kontribusi, prestasi serta pengabdiannya untuk rakyat. Selain aspek-aspek itu, sosok cawapres yang layak mendampingi Jokowi harus mempunyai kesamaan visi misi dan bisa saling melengkapi.
"Ya untuk menjadi pemimpin itu enggak bisa melalui goreng menggoreng, melalui survei tapi kan melalui survei di tengah rakyat. Harus jelas dong apa yang sudah dilakukan buat rakyat apa kinerjanya, prestasinya nanti yang dinilai oleh rakyat," tegas Hasto.
Ketika ditanya soal sosok AHY memenuhi kriteria sebagai cawapres Jokowi, Hasto mengklaim belum melakukan penilaian.
"Ya nanti kan kita belum melakukan penilaian semua," tandas Hasto.
Diketahui, Lembaga Indikator Politik merilis hasil survei nasional terkait elektabilitas calon presiden dalam Pemilu 2019. Hasilnya, Jokowi dan Prabowo, disusul Gubernur DKI Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Untuk calon wakil presiden sendiri, Survei Indikator menempatkan dua nama terkuat calon presiden untuk disimulasikan yakni Jokowi dan Prabowo. Hasilnya, untuk Jokowi menurut partisipan survei cocok bila berpasangan dengan AHY, dengan persentase 22,4 persen.
"Siapa yang pantas menjadi wakil Jokowi di 2019, ada AHY 22,4 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10,8 persen, Mahfud MD 8,4 persen, Tito Karnavian 5,7 persen, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 4,0 persen, Chairil Tanjung (CT) 3,5 persen, Budi Gunawan (BG) 2,8 persen, dan Puan Maharani 2,4 persen," ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi.
Munculnya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam tiap survei lembaga politik, tidak membuat Partai Demokrat besar kepala. Meski kerap menduduki posisi teratas sebagai pendamping kuat Joko Widodo, AHY dipastikan tidak akan terburu mendeklarasikan apa pun.
"Dia punya kajian dan timeline sediri, dan secara emosional tidak mudah dipengaruhi (survei) capres-capres seperti ini," kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Amir Syamsudin dalam diskusi survei politik Indikator Politik Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).
Urung beraksinya Demokrat dalam menentukan pilihan menjelang Pemilu 2019 menjadi tanda tanya, apakah partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini akan kembali abstain, atau justru malah membuat poros tandingan, Jokowi dan Prabowo.
Amir menilai, dukungan terhadap salah satu kandidat presiden 2019, entah pada Joko Widodo atau pun Prabowo Subianto, tidak akan membawa dampak banyak pada elektabilitas partai untuk pemilu legislatif (Pileg) 2019.
"Saya bersyukur partai kami belum menentukan sikap, karena kami tidak juga akan dapat efeknya (elektabilitas). Tapi, kami masih ada di posisi 6 sekian persen yang persis sama seperti 2014, terang Amir.
Baca juga:
Soal peluang JK jadi cawapres Jokowi, NasDem tunggu putusan MK atas gugatan UU Pemilu
PDIP yakin koalisinya tak akan rebutan kursi cawapres Jokowi
PDIP klaim Jokowi-JK masih cocok untuk Indonesia dengan kondisi sekarang
AHY unggul jadi cawapres Jokowi, Demokrat tak ingin jumawa
Sekjen PDIP sebut sosok JK paling tepat dampingi Jokowi
PDIP akui JK jadi pilihan cawapres Jokowi jika uji materi dikabulkan MK
Puan sebut pertemuan Ketum PDIP dan Golkar kemungkinan bahas cawapres