Airlangga Hartarto: Partai Golkar dingin-dingin saja
Airlangga Hartarto: Partai Golkar dingin-dingin saja. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada kegaduhan di internal Partai Golkar setelah ketua umumnya Setya Novanto dicekal keluar negeri. Setya Novanto dicekal karena terseret kasus dugaan korupsi proyek KTP elektronik (e-KTP).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada kegaduhan di internal Partai Golkar setelah ketua umumnya Setya Novanto dicekal keluar negeri. Setya Novanto dicekal karena terseret kasus dugaan korupsi proyek KTP elektronik (e-KTP).
"Partai Golkar dingin-dingin saja. Biasa saja, tidak ada hal apa-apa," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/4).
Mengenai terbelitnya Setya Novanto, Partai Golkar menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum. Airlangga juga memastikan, kasus yang menimpa ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut tidak mengganggu kegiatan para kader.
"Jadi tentu tidak ada masalah kita. Tetap berjalan sesuai kegiatan yang ada," ujar Airlangga yang pernah bersaing dengan Novanto memperebutkan kursi ketua umum Golkar.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Partai Golkar dalam kondisi tidak baik karena Setya Novanto terbelit kasus hukum.
"Golkar memang berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan karena ketumnya sudah dicekal," kata Wapres JK saat memberikan pernyataan pers di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (25/4).
Sementara itu, Ketua Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai menyebut Setya Novanto bakal dijadikan tersangka dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP. Jika hal itu terjadi, Wapres JK meyakini Partai Golkar akan memilih pemimpin baru.
"Apabila ada kemungkinan lain lagi (jadi tersangka), tentu satu partai harus mempunyai pemimpin yang baik lah. Karena itu memang Golkar sendiri punya prosedur. Yaitu kalau ada apa-apa, plt (pelaksana tugas) dulu, baru Munas atau Munaslub," ujar Wapres JK.
Baca juga:
Nasib Setya Novanto mirip Akbar Tandjung saat pimpin Golkar
Sebut Setnov hampir pasti tersangka, Yorrys ditelepon Idrus Marham
Golkar soal reshuffle kabinet: Tidak ada tawar menawar & permintaan
Golkar ibaratkan Setnov mirip Akbar Tandjung, terdakwa tetap dibela
Wapres JK yakin Golkar tak nyaman ketua umumnya dicekal
Novanto dicekal, Golkar tegaskan tak ada pikiran gelar Munaslub
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.